Harapan sudah aku tata sedemikian rupa bersamamu...
Penantian telah aku jaga ketika kau sedang ada di belahan bumi lain...
Kesetiaan tak perlu kau pertanyakan kembali...
Waktuku masih sangat panjang untuk menunggumu kembali bersamaku...
" aku mau kita ketemu, bisa ?"
" ahh sepertinya kau merindukan aku ya mas, baiklah. See you dear :)"
Bergegas aku melirik semua kumpulan baju yang ada di lemari...
Jelas aku tak mau ia menungguku karena aku terlalu lama memilih baju...
Aku harus tampil cantik dan berbeda, aku yakin malam ini aku akan menghabiskan waktu dengannya...
Itu dia, lelaki penyemangat hari-hariku telah berdiri tegap siap menyambutku...
Ahh... dia salah satu lelaki yang aku nantikan selama ini...
Waktunya sangat amat sempit hanya untuk sekedar bertukar cerita denganku...
" hay mas, aku kangen"
" aku ga bisa lama-lama. Aku cuma pengen ngomong sesuatu sama kamu"
" oh, iya mas, aku tahu waktumu tidak banyak, mau ngomong apa mas ?"
" hmm... "
Sejenak kami mematung tanpa sebab. Arah pandangannya tak mengarah padaku, tapi pada satu titik yang aku belum tahu hingga saat ini...
" apa mas ? tentang apa ?"
" hmmm... maaf ya, mungkin selama ini aku bohong sama kamu, bertahun-tahun aku belum merasakan yang namanya dicintai dan mencintai. Aku harap kamu bisa mengerti, hubungan kita harus berakhir sekarang".
Tuhan... jika memang waktu dapat aku putar kembali... aku enggan untuk bertemu dengannya malam ini...
Tuhan... jika sesuatu terjadi padanya, izinkan aku untuk mengetahui seperti apa dirinya sekarang...
Tuhan... mengapa penantianku selama ini tak dapat membuat harapanku terwujud...
" mas ? apa salahku ? ada apa dengan hubungan kita 5tahun 4bulan belakangan ini ? semua baik-baik saja kan ?"
" kamu ga ngerti. Selama ini aku ga pernah ada rasa denganmu. Entah mengapa aku baru bisa ngomong sekarang. Maafin aku "
Kalian tahu rasanya berdiri lama dengan lutut yang tak kuat untuk menyangga tubuhmu sendiri ?
Entah apa yang merasuki pikirannya sehingga penantian yang aku rasakan tak berbuah manis...
Bukan tentang jarak, toh aku sanggup selama ini...
Mungkin aku terlalu lama mencintaimu sehingga kamu tak pernah merasakan itu semua...
Atau mungkin kamu terlalu sayang padaku sehingga kamu tak mau membohongi aku terlalu jauh...
Atau.. atau... entahlah...
Senja memang tak selalu indah saat lukisan terakhir...
Kadang ia menjadi kuning keemasan, kadang menjadi biru kehitaman...
Tak pernah jelas...
Cakrawala juga tak pernah seindah matahari pagi...
Ia selalu membelah setiap tepian bumi dengan garis bujur melintang...
Dan tak pernah sempurna...
Tuhan...
Aku tak bisa menjadikan ia lelaki penyemangat hari-hariku...
Ia terlalu senang bermain parodi dan drama yang sedang ia perankan saat ini...
Aku tak cukup kuasa menjadikan ia harapanku lagi...
Tuhan...
Belum cukup pintar aku menghilangkan garis wajahnya di pelupuk mata ini...
Ajari aku untuk melumpuhkan setiap syaraf dan memutuskan setiap urat agar aku dapat melupakannya...
Aku terlalu munafik ketika aku harus berkata " aku gak apa-apa "
Tuhan...
Engkau Maha Sebaik-baiknya pemilik rencana...
Aku tahu ini sudah ada dalam kamus besar rencana indahmu...
Aku tak pernah menyalahkan dia meninggalkan aku...
Aku hanya menyayangkan dia, dia yang aku tunggu selama ini...
Ku habiskan waktu remajaku untuk sekedar melihat garis lengkung di tepi bibirnya...
Namun semua hanya tinggal kenangan...
Terima kasih mas..
Kau ajarkan aku arti penantian yang belum pernah aku pelajari sebelumnya...
Terima kasih jarak...
Kau berikan aku kesetiaan yang tak berujung hingga saat ini...
Dan terima kasih waktu...
Kini aku bisa menikmatimu kembali tanpa menunggu lagi...
*terinspirasi dari kisah seorang teman lama