Dari kisah yang akan aku bagi ini, menurut dia Rindu itu serupa dengan nafasnya...
Temanku bercerita, Rindu itu seperti makanan setiap hari baginya...
Dimana ia harus hidup dan bernaung...
Dimana ia harus menjalaninya setiap saat bahkan sebagian hidupnya ia curahkan pada rindu...
mungkin kalian fikir ia sangat berlebihan. Bagiku tidak.
Rindu serupa harum mewangi yang selalu tertanam di benaknya...
Rindu itu berkecambuk setiap ia memikirkan orang terkasih...
Rindu membuat dirinya jatuh terlalu dalam pada kemunafikan dunia...
Saat ia bercerita ini semua, aku hanya bisa menebak pasti ia merindukan kekasihnya yang jauh disana...
Namun dugaanku salah...
Kini kutanya lagi padanya, apakah ia masih merindukan mereka ?
Ia hanya menjawab " aku merindukan canda tawa saat kita berkumpul bersama "
Seketika aku menangis...
Aku ingin berbagi kebijaksanaan seorang ayah dan kasih sayang lembut seorang ibu padanya...
Kini aku tahu...mengapa rindu itu begitu menjadi salah satu nafas terpenting di hidupnya...
Dimana ia harus menjalaninya setiap saat bahkan sebagian hidupnya ia curahkan pada rindu...
mungkin kalian fikir ia sangat berlebihan. Bagiku tidak.
Rindu serupa harum mewangi yang selalu tertanam di benaknya...
Rindu itu berkecambuk setiap ia memikirkan orang terkasih...
Rindu membuat dirinya jatuh terlalu dalam pada kemunafikan dunia...
Saat ia bercerita ini semua, aku hanya bisa menebak pasti ia merindukan kekasihnya yang jauh disana...
Namun dugaanku salah...
Kini kutanya lagi padanya, apakah ia masih merindukan mereka ?
Ia hanya menjawab " aku merindukan canda tawa saat kita berkumpul bersama "
Seketika aku menangis...
Aku ingin berbagi kebijaksanaan seorang ayah dan kasih sayang lembut seorang ibu padanya...
Kini aku tahu...mengapa rindu itu begitu menjadi salah satu nafas terpenting di hidupnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar