Rabu, 11 April 2012

Kamu alasanku

..." maukah kau menikah dengan ku.."....

Kalimat itu yang selalu ingin ku dengar dari mulut manismu ketika aku bertemu denganmu. Terlalu munafik ketika aku menyunggingkan senyum tipis di bibirku untuk menyindirmu. Aku hanya seorang putri yang selalu memimpikan pangeran untuk datang menjemputku dengan kuda putih pemberaninya. Namun aku terlalu cepat memutus bunga mimpi terindahku dan berhadapan dengan kehidupan sebenarnya yang telah Kau gariskan untukku.

Kau seorang lelaki yang selalu membuat aku tersenyum saat kita sedang asyik berdua. Menikmati senja yang indah dan hamparan permadani hijau nan sejuk di tempat terindah kita. Kau tanya kenangan ? Jangan kau tanya lagi, aku selalu menyimpannya erat dan selalu menguncinya di dalam otakku. Inginku mengucap janji setia denganmu hingga akhir zaman, tapi apa yang bisa kuperbuat. Kau hanya sebuah angan yang selalu melayang-layang terbayang hingga cenayangpun dapat membacanya. 

Apa aku terlalu mempunyai mimpi yang indah sehingga aku tak dapat memilikimu sayang ? Aku tahu, iman yang memisahkan kita. Aku tahu, tapi sampai kapan tembok itu berdiri kokoh menghalangi cinta kita bersemi ? Aku hanya ingin berada disampingmu dan menjadi bagian hidupmu. 

..." Tuhan memang satu, kita yang tak sama..."...
By : Marcell - Peri Cintaku

Lirik itu yang selalu membuat aku ingin meneteskan air mata terus menerus. Jika aku harus menyesal, mengapa aku harus dipertemukan olehnya, Tuhan ? Mengapa kau biarkan benih-benih cinta ini tumbuh dan bersemi hingga begitu indahnya ? Bagaimana akhir cerita cinta kita ?

Bagaimanapun nanti, aku akan tetap mencintai kamu. Beri aku alasan agar aku berhenti untuk mencintai kamu. Karena hanya kamu satu-satunya alasan aku hidup di dunia ini.

Aku berjanji

Aku mengenalmu dari obrolan burung yang selalu hinggap di jendela kamarku. Begitulah aku mencintaimu. Kini kau hadir dan selalu memberi arti kehidupan bagiku. Begitulah aku menyayangimu.

Hari inipun tiba. Aku bahagia sekali telah memilikimu seutuhnya. Aku berjanji akan menjadi istri yang terbaik diantara istri-istri yang lain. Aku berjanji itu padamu. Hari-hariku telah semakin berwarna atas kehadiranmu dihidupku. Jangan kuatir sayang, aku akan menyiapkan sarapan pagi untukmu dan menyeduhkan teh manis hangat sehangat pelukanku padamu dihari pertama kita menjadi suami istri.

Bertambah bahagia hidupku telah kau anugerahi seorang putri yang cantik Tuhan. Aku sangat menyayanginya melebihi sayang terhadap diriku sendiri. Aku berjanji akan menjadi seorang ibu yang terbaik diantara ibu-ibu baik lainnya. Aku sangat mencintai keluarga kecilku. Terima kasih Tuhan, hidupku indah bersama mereka orang yang kau titipkan padaku.

Hingga ujian itu datang mendera hidupku. Tenang sayang, aku tetap akan merawatmu sebagaimana aku mencintamu. Jika kau tak bisa berjalan, kakiku yang akan mewakilimu untuk berlari mencapai semua cita-citamu. Jika kau tak bisa menggerakkan tanganmu, tangankulah yang akan mewakilinya untuk menggandeng kebahagiaan keluarga kecil kita. Aku berjanji sayang, aku akan setia disampingmu hingga ajal menjemput kita.

Tuhan...aku sangat menikmati ujian yang kau berikan padaku. Aku tahu kau sangat mencintai aku, maka kau selalu mengingatkan aku akan kebesaranMu. Tuhan...berikan aku kesempatan untuk menepati semua janji-janjiku pada mereka orang yang aku cintai, karena hanya mereka hembusan nafas ini masih tetap berhembus dan terasa sejuk di hati. Terima kasih Tuhan, hidupku indah...

Selasa, 10 April 2012

Bimbang

Direlung kegelisahan, kau dera cerca hening mentah yang kau sisipkan
Kau bilang itu bersinar, bagiku tidak
Kau hanya membuat deru angin semakin cepat berhembus di telingaku
Aku bimbang...

Hamparan ajakan yang kau beri padaku
Tak memberiku ruang untuk bernafas
Kau hanya tersenyum dan menyembunyikan sebilah pedang berkilau dibelakang punggungmu
Aku tahu itu...

Tunduklah jika kamu merasa terhimpit
Tegaklah jika kamu merasa harus melawan
Aku tak akan kembali seperti dahulu lagi
Karena kau yang membuatnya seperti ini

Senin, 09 April 2012

Pengkhianatan seorang sahabat

Kau masih ingat saat kau berjalan menggandeng tanganku dan membuatku selalu tersenyum kearahmu ?
Kau masih ingat tidakk ?
Kau selalu membagi canda tawamu padaku meski itu sebenarnya hanya untukmu..
Kau pun selalu memberiku ruang kosong di hatimu untuk tempatku menemuimu jika aku merindukanmu...

Sahabat...begitulah saat aku mulai mengenalmu dengan semua yang kau miliki
Kau begitu sederhana, senyummu begitu indah hingga membuatku lupa waktu jika aku bersamamu
Aku beryukur pada Tuhan telah memilikimu lebih dari yang kuduga
Aku menyayangimu...

Hingga suatu saat kau pergi terbawa angin bersama orang yang baru kau kenal
Kau sama sekali tak menoleh dan tak meninggalkan senyum manjamu padaku
Bahkan kau menyingkirkanku hingga tak mau melihatku lagi
Ada apa denganmu ? Siapa orang yang berani merusak persahabatan kita ?

Ruam cinta untuk kalian

Aku melihat dunia dengan caraku sendiri. Yaaa...mungkin kalian lebih beruntung ketimbang aku. Aku selalu ingin menjadi seperti kalian. Bisa bergerak bebas dengan teman sebaya. Sedangkan aku, aku hanya diam membisu di dalam ruang berukuran 2x3 dengan tembok yang sedikit berlumut dan udara pengap yang kurasa mulai mengerogoti sebagian paru-paruku. Aku berdiam disini lebih kurang hampir menghabiskan masa remajaku. Aku ingin sekali bisa berlarian mengejar layang-layang bersama kalian teman. Aku hanya bisa mengintip kalian bermain dari celah jendelaku yang tertutup rapat. Aku hampir tak bisa mencium aroma tubuhku sendiri. Ohh..ternyata aku sangat bau, pantas mereka tak mau bermain denganku.

Ibu bilang, aku selalu membahayakan orang lain. Ibu bilang aku selalu merepotkannya. Ibu bilang aku anak tak berguna dan selalu membuat orang tua repot dengan semua permintaanku yang aneh. Aku hanya minta keluarkan aku dari tempat terkutuk ini. Kalian tanya aku betah atau tidak ? justru aku sangat betah, sangat betah. Hari-hariku kuhabiskan bersama gubuk tua ini. Gelap ? sudah pasti. Aku malah merasa aku sudah mati, toh liang lahatpun sama dengan tempatku sekarang, cuma bedanya aku tak terbungkus kain kafan.

Dunia...seperti apa rupamu
apa kau sempit seperti ruang hidupku
apa kau mempunyai udara pengap sepengap gubukku ini
apa kau juga memiliki suasana gelap gulita seperti tempat terkutuk ini
Sampai saat ini aku tak dapat membayangkanmu..
Wahai dunia...

Meski kalian melihatku iba, aku tak perlu kau kasihani. Aku memang tak sesempurna kalian. Aku bersahabat dengan sepasang kayu tumpuk yang di bikinkan oleh bapakku untuk dipasangkan di pergelangan kakiku. Semua kegiatanku, kulakukan dengan sahabatku ini. Dia selalu menjagaku setiap saat. Mulai dari makan, minum, hingga buang airpun aku selalu bersamanya.

Ibu, Bapak meski kalian tak menganggapku ada, namun aku tetaplah buah hati kalian, darah daging kalian, yang kalian tunggu kedatanganku selama 9bulan lebih. Kalianlah yang memperkenalkan padaku masa kecil yang indah dan dunia yang sedikit menyenangkan, namun kalian jugalah yang memperkenalkan aku pada dunia yang sempit, sunyi dan senyap. Terima kasih Ibu, Bapak aku menyayangi kalian dengan pasung di kakiku...