Kuputar berulang lagu itu. Aku suka liriknya.
Liriknya mengingatkanku padamu yang dulu berjuang melawan garis takdirmu sendiri.
Mungkin aku terlalu cinta padamu sehingga kesalahanmupun aku sangat mencintainya
Benar kata orang, cinta itu apa yang kamu lihat dan bukan orang lain yang kamu lihat.
Dan... ingatan itu lekas cepat sekali membekas. Hingga saat ini.
Paradigma kehidupan yang memaksa kita mengikuti alurnya.
Menjalani yang terjadi dan mengingat yang lalu.
Aku benci aku menjadi boneka kehidupanmu.
Tak pernah sekalipun kau anggap aku yang sedari tadi memandangimu.
Lalu apa beda posesi dan posisi aku bagimu ?
Kadang aku meminta pada Tuhan, aku tak dipertemukan denganmu.
Namun sejauh aku masih mencintaimu, kekuranganmu pun aku sanggup menutupinya.
Lalu dimana dasar cinta kita berlabuh ?
Pada prasangka buruk atau pada kesetiaan janji palsu ?
Menurutmu, apakah aku wanita bodoh atau kau lelaki tak berperasaan ?
Kalian yang membaca ini pasti menyalahkan aku
Iya... aku...
Aku yang terlena oleh tipu daya yang dibuat nyata oleh lelaki pilihanku sendiri
Lalu dimana dasar cinta kita berlabuh ?
Pada prasangka buruk atau pada kesetiaan janji palsu ?
Menurutmu, apakah aku wanita bodoh atau kau lelaki tak berperasaan ?
Kalian yang membaca ini pasti menyalahkan aku
Iya... aku...
Aku yang terlena oleh tipu daya yang dibuat nyata oleh lelaki pilihanku sendiri
Kemana aku harus mengadu ?
Maafkan aku pak... bu...
Cucumu kini telah bertambah dewasa...
Meski aku harus menjadi ibu sekaligus ayah baginya...
*terinspirasi dari sebuah kisah
Maafkan aku pak... bu...
Cucumu kini telah bertambah dewasa...
Meski aku harus menjadi ibu sekaligus ayah baginya...
*terinspirasi dari sebuah kisah