Selasa, 19 Agustus 2014

Aku masih rumahmu, pulanglah...

Sebagian asa telah mencuat membentuk serpihan rindu...
Tersebar indah di atas pelupuk penantian...
Butakan arah tujuan mata yang sendu...
Heyyy... Kau tuan pemilik rindu....
Iyaaa... kau...
Kemarilah...

" Tidakkah kau sadar hadirmu selalu membawa kebahagiaan. Tidakkah kau sadar harapan selalu ada ketika kita bersama".

Jemari yang merindu terkadang lebih sendu ketimbang hati yang membilur membentur pilu...
Telah kusematkan semua harapan dan ku gantungkan semua impian tepat berada di sini (menunjuk dahimu)...
Namun tidakkah kau jaga itu semua ?
Aku rasa kau hanya tersesat...
Kemarilah... akan ku tuntun kau menemukan jalan kembali...
Jalan dimana kita pernah menanam kebahagiaan dan kerinduan...

Air mata selalu menghiasi tulang pipi ini...
Membawa seribu duka yang bersemayam bisu...
Rasa kehilangan langkah yang kian menjauh...
Menjauh dan terus menjauh...
Sosok jelita itukah yang kau hampiri ?
Sosok jelita yang tersenyum di atas jelaga tangisku...
Sosok jelita yang tertawa lepas di atas bilur hatiku...
Sosok jelita yang meninggalkanmu di masa lalu dan menantimu di masa depan...
Sosok jelita yang kembali dari masa lalu untukmu...
Sosok jelita itukah ?

Cinta memang tak selamanya mengerti...
Mengerti siapa yang mengasihi dan siapa yang dikasihi...
Memahami siapa yang menanti dan siapa yang dinanti...
Merasakan siapa yang pergi dan siapa yang kehilangan...
Jika cinta itu memang dapat mengerti, tolong artikan posisiku untuknya disini...
Aku masih menunggu hingga punggungnya berbalik arah...

Karena aku percaya bahwa :
" lelaki yang baik adalah lelaki yang dapat membimbing wanitanya meski ia salah dan jauh dari kesempurnaan. Bukan meninggalkannya ".

#Kisahseorangteman

Senin, 07 Juli 2014

Ada rindu di seperempat menjelang adzan maghrib

Ada sepucuk harap bersemayam indah di sudut rindu...
Menjelma membentuk awan teduh menyejukkan kalbu...
Mengubah kepingan hasrat menjadi bukit penantian...
Halimun tak akan mudah menjelma semu menjadi angin...
Tahukah kalian ?
Ada bilik rindu yang terisi sempurna di dasar relung hati terdalam...
Dan itu darinya...

Dia adalah lelaki biasa yang terbalut kesabaran tanpa ambisi...
Dia adalah lelaki yang selalu membuatku terus mengucap namanya di setiap sujudku...
Dia adalah lelaki penyayang berhati lembut di dalam topi bajanya...
Dia bukan seorang yang bergelimang harta, namun ia kaya akan iman...
Dia bukan seorang raja yang berkuasa, namun ia memiliki kuasa atas agamanya...
dan dia adalah impianku untuk melihat surga ketika aku mengabdi padanya...

Senja tak kunjung letih menaburkan jingga indah di atas sana...
Hukum tertulis mengarahkan semua pada ujung cahaya matahari...
Hukum tertulis pun membatasi kata demi kata untuk saling bertemu dan merangkai...
Di sinilah letak dimana aku hanya terdiam ketika kau bercerita mengenai perasaanmu...
Bukan tentang "aku mencintaimu" atau hanya sekedar "aku rindu padamu"...
Ini lebih dari sekedar kenikmatan bulan suci milikNya...

Ada rindu di seperempat menjelang adzan maghrib...
Dan itu darimu...
Terima kasih karenaNya, aku mencintaimu...
Terima kasih karenaNya, aku beruntung dapat bertemu denganmu...
Dan...
Terima kasih karenaNya, kita dapat saling mendoakan...



Mas : " Alhamdulilah... akhirnya kita bisa berbuka bersama untuk tahun ini, kamu tahu gak ? waktu adzan maghrib berkumandang di balik tembok sana, aku selalu bilang dalam hati " selamat berbuka puasa bubun " karena aku kangen jadi aku cuma bisa nyampein di dalam hati. Aku yakin Allah sudah menyampaikannya".
Aku : (Speechless)

~ Terima Kasih untuk selalu mengingatku karenaNya ~

Senin, 30 Juni 2014

I fell in love from the moment we meet

" They say that love is forever
Your forever is all that I needPlease stay as long as you needCan't promise that things won't be brokenBut I swear that I will never leavePlease stay forever with me " ~ (If I'm James Dean, You're Audrey Hepburn) ~

Kadang aku terdiam dalam lamunanku sendiri...
Pertemuan denganmu membuatku menyadari bahwa cinta itu nyata...
Bukan tentang siapa kau dulu dan seperti apa kamu saat ini...
Aku beruntung memiliku...
Kadang lamunanku menuntunku menjauhi alam bawah sadarku...
Untuk apa aku menunggu ?
Aku selalu percaya bahwa matahari akan selalu terbit meski tertutup awan...
Seperti itulah jawabanku untuk selalu menunggumu...

Rindu membuat setiap detik waktu berjalan lebih lambat...
Ahh... aku selalu menunggu setiap hari berganti semakin cepat dan cepat...
Gemuruh deru angan memuncak membatasi pertemuan kita...
Aku selalu tak sabar setiap kali kaki kita akan merapat bersama...
Kau tahu ? menunggumu adalah hal terindah dalam proses masa depan kita...

Heyy...
Iya kamu...
Jangan pernah meragukan waktu yang sudah ku atur sempurna yaa...
Semua aku persiapkan untuk kita...
Aku tak peduli seberapa lama aku menyusun, namun aku yakin...
Terselip kebahagiaan yang bersembunyi cantik diantara sepiku tanpamu...
Iya kamu...
Tolong sisakan waktumu untukku bersandar dan menikmati aroma tubuhmu...
Duduk di sebelahmu dan mendengar semua ceritamu adalah hobiku saat ini...
Berdiri di belakangmu dengan mengucap " amien " saat al Fatihah selesai kau ucapkan adalah salah satu hal yang aku nantikan...
Jadi, pulanglah selagi masakanku masih hangat...


. . .  I MISS YOU . . .



Kamis, 05 Juni 2014

Kehilangan

Dulu aku sempat mengenal indahnya bersama dengan genggaman tanganmu...
Dulu aku sempat merasakan arti penantian yang begitu indah...
Dulu aku sempat membuat sebuah impian besar denganmu...
Dulu... iyaaa... itu dulu...

Ketika deburan ombak dan deru angin membawa pergi semua harapanku...
Saat itulah aku mulai tak dapat mengingat dengan jelas...
Apa aku pernah bahagia ? seperti apa bahagia itu ?
Yang aku ingat hanyalah, aku pernah menantimu kembali...

Terima kasih Tuhan...
Ia kembali, namun...

Jika raga itu cukup dekat aku rengkuh, akan aku rengkuh dan tak akan pernah aku ijinkan ia untuk kembali...
Jika langkah kaki itu dapat aku tahan, akan aku tahan semampuku agar ia tak dapat berjalan meninggalkan aku..
Aku mulai kehilangan sosok aslimu...
Aku mulai tak dapat mengenalimu...
Aku mulai tak menemukan gantungan harapan yang pernah ada di keningmu...
Lalu mengapa harus aku ?
Mengapa kehilangan tentangmu adalah mimpi buruk yang aku takutkan selama ini ?
Mengapa harus aku ? Jawablah !!

Aku tak akan pernah menyesali waktu yang ada untuk menunggumu...
Aku tak pernah mau membuang kotak harapan kita...
Kau tahu ? kembalilah jika jalan yang kau tempuh saat ini tidak membuatmu bahagia..
Inilah bodohnya aku, aku masih mencintai setiap kesalahanmu...
Inilah naifnya aku, aku masih merindukan harum tubuhmu...
Pergilah..
Aku disini (tetap menunggumu kembali)...

" ... karena daun yang jatuh, tidak pernah menyalahkan angin yang berhembus. Karena waktu yang terlewati tak pernah menyalahkan jarak. Dan karena itu aku tak akan pernah berhenti menantimu. Aku disini... "

#kisah nyata seorang teman

Senin, 05 Mei 2014

~ Karena tidak ada alasan untuk tidak menantimu kembali ~

Tepat di ujung pelupuk mata yang tak pernah berhenti menatap...
Berayun anggun menanti sang pujaan...
Bergelayutan angin timur berhembus....
Langit bersenandung lirih bersemayam menjelma kalbu...
Rintih hati seorang penanti di ujung dermaga membuatnya pilu...
Rindu yang terus menusuk hingga tembus membasuh luka...
Sadarkan detik waktu yang terus menerus memakan senja...
Semacam inikah yang selalu aku rasakan ?
Fajar menyingsing senja, lalu senja menjemput fajar...

Suara mulai tersamarkan hingga tak sempat aku dengar kembali...
Lalu...
Sampai kapan aku menanti harap itu kembali padaku ?
Namun kau selalu ada disetiap pucuk udara yang kuhirup...
Adanya kini wangi menusuk embun...
Tepat di ulu hati...
Rasa sakit yang nikmat itu mengikutiku hingga sungguh aku rela terlelap dalam rindunya...

Pagi ini...
Ada geliat, membuncah relung yang merindu...
Menggelitik hingga dasar relung hati terdalam...
Adakah ragu yang aku tunggu hingga membatasi cinta yang mengalir syahdu ?
Ciptakan melodi pada jiwa penanti ini, hingga saatnya nanti akan kembali...
Hadirmu di kejauhan selalu mengisi bilik-bilik cinta yang tak pernah memudar...
Karena tidak ada alasan untuk tidak menanti harapku kembali...
Harapan yang selalu ada disetiap aku bersujud di hadapanNya..
Yaitu kamu...

Berlayarlah hingga layar tak lagi terkembang...
Dan pulanglah saat harapan telah kau genggam...

Jumat, 11 April 2014

Dimana kau menepi... di situlah do'aku berlabuh

Buih yang menyatu dengan gulungan ombak menjadi temanmu...
Menemanimu mulai matahari menyapa hingga membelakangimu...
Tahukah kamu ?
Saat-saat seperti ini yang tak pernah terlintas dibenakku...
Samudra membentang luas menghiasi pelupuk mata yang merindu...
Hiasan surya terpancar indah menyambut kehadiranmu...

Ketika layar mulai terkembang...
Ada sedikit harap untuk menantimu berkabar...
Debur ombak senantiasa menggantikanku untukmu...
Seperti apa rindu disana ?
Aku rindu suaramu kini yang hampir tak pernah terdengar merdu...

Seperti apa langit disana ?
Apakah masih sama warnanya ketika aku melantunkan doa untukmu ?
Kau masih saja sama...
Meminta doa yang memang sudah menjadi kewajibanku untuk selalu bersenandung lirih di sepertiga malamNya...
Pergilah ke negeri orang demi sebuah ilmu dan cerita...
Gapai semua angan yang sempat kita gambar dulu...
Capai semua harap yang pernah kita ukir dulu...
Dan...
Kembalilah pulang ketika angin sudah mulai bertiup ke Asia Tenggara...

~ Pergilah untuk sebuah tanggung jawab dan kembali pulang untuk sebuah masa depan ~



Rabu, 19 Februari 2014

Kini aku tak lagi menantimu...

...Tell me her name I want to know......The way she looks and where you go......I need to see her face, I need to understand......Why you and I came to an end...
...Tell me again I want to hear......Who broke my faith in all these years......Who lays with you at night when I'm here all alone......Remembering when I was your own...

By : Lara Fabian -  Broken Vow

Hujan tak lagi tampak seperti biasanya...
Begitupun dengan awan yang terlihat sedikit menggumpal sore ini...
Aku tak pernah lelah dalam hal menunggu atau menantimu...
Sampai saat ini pun aku masih setia menunggu dan tak pernah merubah posisiku sedikitpun...
Sedang apa kau disana ? Lama tak ku dengar suaramu yang selalu membuatku bersemangat...
Hari demi hari dirimu sama sekali tak berkabar...
Lalu aku harus bagaimana ?

Pelangi yang kuharapkan hadirnya setelah hujan lebat sore ini tak lagi muncul...
Kemana perginya cahaya indah itu ? 
Bulir hujan yang kini menembus payungku tak lagi ku hiraukan...
Aku masih tetap menunggumu...
Jangan khawatir sayang... aku selalu disini...

Tak pernah jenuh aku menatap tempat kau berada disana...
Dulu aku menjadi saksi dimana kau resmi menjadi abdi negara...
Aku tak pernah melupakan seragam putih kebangganmu...
Kau terlihat tampan... tampan sekali...
Aku mencintaimu...
Namun semua berubah ketika...

Mungkin aku yang belum bisa membahagiakanmu...
Mungkin aku yang tak pantas bersanding denganmu...
Tapi aku tak pernah percaya kata mungkin...
Tuhan tak akan pernah membuat seperti ini...
Tuhan selalu membuat kita bahagia setiap kita bertemu...
Namun kau merubahnya tanpa sepengetahuanku...
Kini aku tak lagi mengenalmu seperti dulu...
Kini impian kita mungkin hanya untaian kata tak berwujud...
Kini harapan kita bukan lagi harapanmu...
Aku senang mengenalmu dan aku rela untuk membagimu dengan nya yang sedang berharap ragamu...
Dia yang tak pernah aku kenal namun aku memaafkannya...

Temanku pernah berkata...
Matahari selalu sendiri...
Ia tak pernah meminta bulan atau bintang menemaninya...
Ia pun selalu menjaga siang hari hanya untuknya...
Dan pernah kah kau berfikir, mengapa ia diciptakan hanya seorang diri ?
Karena Tuhan tahu... bahwa dia akan tetap bersinar sepanjang hari meski ia hanya seorang diri...
Begitulah aku saat ini...
Aku tak akan jatuh terlalu dalam karenamu...
Namun aku sempat jatuh dan terpuruk...
Tapi bukan untukmu...



Terima Kasih atas segalanya...
Kau kenalkan aku dengan suka dan kau kenalkan aku juga pada dukanya...
Kau kenalkan aku pada tawa dan kau selipkan sedih di dalamnya...
Terima Kasih...
Aku melepaskanmu untuknya...

#KisahNyataSeorangTeman

Minggu, 16 Februari 2014

Kini aku sadar...

Ini ceritaku...
Aku tak mau ini terjadi pada kalian...
Satu pesanku, Berhentilah mencintai orang yang tak pernah mengingatmu...

Namaku Tyas...
Banyak nama Tyas di luar sana yang mungkin tidak akan sama dengan namaku ini. Tyas panggilan sayang dari lelakiku padaku. Lelakiku... dia makhluk paling sempurna di mataku. Entah mengapa Tuhan memberikan pandangan itu padaku. Jangan kau tanyakan lagi mengapa kekurangannya pun tak nampak bagiku. Yaa... begitulah cinta. Orang selalu mengatakan cinta itu buta. Telah ku jalani hampir 2 tahun hubungan ini. Tak sedikitpun aku merasa sedih karena ia selalu menguntai warna indah pelangi setiap harinya padaku sehingga membuatku bahagia. Sampai suatu hari...

Apakah lelaki itu lelakiku ?
Apakah ia yang ku pandang sempurna ?
Lalu... mengapa ia menggandeng tangan mungil yang bukan tanganku ?
Mengapa ia berjalan beriringan dengan kaki jenjang yang bukan kakiku ?
Sepertinya itu bukan dia... tapi mengapa aku menangis ?
Tuhan... Apa salahku padanya sehingga ia berlari ke arah yang berlawanan ?
Tuhan... Mengapa ia begitu ?

Jika kau bertanya, apakah kau masih mencintai tubuh tegap itu meski kini ia sedang menatap mata indah yang bukan matamu ?...
Bukan tidak mungkin kini ia telah menghapus kenangan indah bersama...
Bukan tidak asing lagi jika sikapnya berubah...
Bukan tidak mampu lagi namun aku memilih untuk mundur...
Jika aku tanya kau balik, apa yang akan kau lakukan dengan separuh tubuhmu yang tiba-tiba cacat
? apa kau akan terus menjalani hidup dengan penderitaan yang kau pikul setengahnya
?

Tuhan pernah memperkenalkan cinta...
Cinta yang pertama aku lihat wujudnya ada di dalam matamu...
Cinta yang selalu membuatku bangun lebih pagi dari biasanya...
Cinta yang selalu membahagiakan disetiap waktunya...
Kini...
Tuhan kembali memperkenalkan cinta dari sisi lain...
Cinta yang tak dapat aku genggam lagi...
Cinta yang dibutakan oleh makhluk lainnya yang lebih sempurna...
Cinta yang tak dapat di miliki meski kita mencintainya...

Aku tak perlu menceritakan mengapa ia pergi dan tak mau lagi berbagi cerita denganku. Aku mulai berhenti mencintainya sejak aku tahu bahwa ia tak lagi berjalan beriringan denganku. Aku mulai berhenti menyukainya sejak aku tahu ia lebih suka tak ada aku di kehidupannya. Dan aku mulai berhenti mengingatnya ketika dalam ingatannya tak akan pernah ada namaku.



Ini kisahku...
Berhentilah mencari kepastian jika kepastian tak akan pernah datang mencarimu...
Berdirilah ketika ia mampu membuatmu terjatuh...
Berhenti menangis untuk membuatnya menyesal telah meninggalkanmu...

#KisahNyataSeorangTeman

Minggu, 12 Januari 2014

Jangan Menyerah, Ayu... Janji ?

Sore itu disebuah restoran cepat saji di kawasan pusat kota...
Entah mengapa hujan tak kunjung reda...
Berdiri seorang wanita dengan wajah sendu dan baju yang basah kuyup di guyur hujan...
Namun ada sebuah awan hitam memayungi ia dengan teduhnya...
Sinarnya tak nampak cerah...
Kuhampiri ia lalu ku payungi ia dengan tatapan sayu ia berkata...

"Terima Kasih..."
"Ada apa ? ku lihat hujan cukup deras, apa kau tidak membawa payung ?", tanyaku

Namun ia hanya menggelengkan kepala...
Ku ajak ia masuk ke dalam restoran cepat saji itu...
Waktu terbuang cukup lama disana..
Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya...
Ada apa sebenarnya dengan wanita ini ?

"Terima kasih karena telah menemaniku dan memberikan sedikit perhatian padaku. Boleh aku pinjam sebentar waktumu untuk menemaniku disini ?", tiba-tiba ia membangunkan lamunanku tentang dirinya.
"Ah... iya. Maaf boleh aku...". Belum sempat ku akhiri kalimat tanyaku, ia sudah memulainya kembali.

"Namaku Ayu... Entah mulai darimana aku harus bercerita. Jika saja kau tahu, cinta membuatku menutup mata dan percaya pada 10 tahun silam. Ketika itu usiaku tak lebih dari 15 tahun. Dia ketua kelas pada saat sekolah menengah pertama dulu. Dan aku sekertaris yang selalu ada disampingnya. Ah... kau punya jam ? Boleh kau putar sebentar saja, kembalikan aku pada masa itu ?", tuturnya. Jelas saja aku terperanjak kemudian melihat sekilas pada jamku yang menunjukan pukul 14.00 WIB.
" Sudahlah... aku hanya bergurau padamu. Aku hanya belum bisa melupakan semua kenangan indah pada masa itu. Ku jalani semua dengannya sehingga kini ia memberiku kehidupan cinta yang sebenarnya. Ia kenalkan aku pada agama yang kita anut bersama. Ia jadi imam terbaik setelah bapakku. Tapi...", kemudian bibirnya mengatup, kata-katanya terhenti seketika.
"Tapi.. kenapa ?", tanyaku penasaran.
"Kini ia tak lagi bersamaku. Keputusan orang tuanya yang tak dapat ia ingkari, membuatnya meninggalkanku di tempat biasa kita bertemu. Disini... Setiap siang hingga senja di penghujung hari. Aku selalu duduk menunggunya datang. Bubur ayam menjadi makanan kesukaannya ketika sedang bersamaku. Entah apa yang ada di benak kedua orang tuanya sehingga memaksanya untuk meninggalkanku. Satu dekade bersamanya bukan merupakan waktu yang singkat. Setiap sudut kota selalu terdapat bayangannya. Celoteh khas yang selalu menanyakan ' kamu sehat ga ? ada masalah ?'. Aku merindukan setiap apa yang ia lakukan dulu dan saat ini. Menurutmu, apa yang harus aku lakukan ?", tanyanya kembali membuyarkan lamunanku.
"Ahh...uhmm... menurutku kau harus ajak ia untuk berjuang. Berjuang bersamamu. Kau mencintainnya bukan ? jika ia, ajaklah ia", saranku.
........

Seketika ia hanya diam dan tak berkata apa-apa. Wajahnya ditekuk sehingga aku tak dapat melihat wajahnya yang ayu seperti namanya. Apa tadi aku salah bicara ? Astaga.. jangan-jangan ia tersinggung dengan kata-kataku barusan. Aku harus minta maaf, tapi bagaimana menyampaikannya ? ah pokoknya aku harus minta maaf. 1...2...3...
"Sudahlah, kau tak perlu merasa tidak enak. Aku menghargai saranmu, tapi jika ia tak mau berjuang denganku, bagaimana ? apa aku harus tetap bersikeras memaksanya ?", untuk kesekian kalinya ia mengagetkanku.
"Ayu... di dunia ini hanya ada 2 pilihan. Baik-buruk, kanan-kiri, atas-bawah, hitam-putih. Kau tak perlu mencemaskan itu. Kau hanya tinggal memilih, maju selangkah atau mundur seribu langkah. Dia bukan tidak mau berjuang denganmu, ia hanya sedang memikirkan strategi apa yang harus ia tempuh bersamamu ketika kamu dan dia memperjuangkan kebahagiaan di depan orangtuanya nanti".
"Iya.. dia sedang memikirkan strategi. Tapi apa perlu ia memikirkan sendiri ? lalu meninggalkan aku ???!", tanyanya padaku dengan nada tinggi.
"Terkadang orang membutuhkan waktu sendiri untuk berdebat dengan dirinya sendiri. Musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Kadang hati dan pikiran tak pernah bisa menyatu. Itulah sebabnya tempatnya sangat berjauhan di dalam tubuh ini. Kau tak pernah tahu, letak jantung yang berada di tengah-tengah antara hati dan pikiran. Jantung bekerja sebagai penengah ketika hati dan pikiran tak lagi menyatu. Disanalah arti hidupmu berada. Tanpa detak jantung, kau tak akan berada di depanku kini. Begitulah posisi lelakimu, ia hanya sedang berusaha menyatukan pikiran, jantung dan hati. Agar suatu hari nanti, ia siap untuk mempertahankanmu di hadapan kedua orangtuanya".

Senyumnya tampak sedikit menyudut di lekukan bibir tipis itu...
Akhirnya aku dapat membuat sedikit goresan warna cerah di wajahnya...
"Beruntungnya aku hari ini bertemu denganmu. Kamu dan sejuta nasehat untukku. Lalu, menurutmu setelah ini aku harus apa ?", tanyanya lagi padaku.
"Kau masih bingung kemana kau mengadu atas semua keluh kesah dan cobaan hidup ini ? Allah SWT, tempat terbaik dimana semua masalahmu menemui jalan keluar. Allah SWT tidak akan meninggalkanmu seperti lelakimu meninggalkanmu. Sujudlah padaNya, minta petunjuk terbaik untuk kedepannya. Tidak ada yang tidak mungkin bagiNya memutar semua waktumu".
"Terima kasih sekali lagi. Tolong ajarkan aku tentang arti sebuah kesabaran dan kesetiaan. Dulu aku sempat memilikinya, namun beberapa hari lalu baru saja tertiup angin. Entah pergi kemana. Maukah kau mengajariku arti kesabaran dan kesetiaan ?", pintanya padaku.
"Pelajari yang tersurat dan pahami yang tersirat. Aku selalu ada untukmu. Anggap aku teman yang di kirim Allah SWT untuk membantumu menemukan jalan yang sedang di cari oleh lelakimu".

Tiba-tiba ia beranjak dan memelukku dengan erat kemudian berbisik padaku " Allah SWT telah mempersiapkan semuanya. Aku akan kejar dan dapatkan kembali kebahagiaan itu. Dan akan ku kenalkan kau pada lelakiku kelak ketika kita bertemu lagi"

Ia pergi...
Berlari dengan rambut terurai yang setengah mengering....
Kini aku mulai melihat awan hitam yang memudar perlahan ketika ia berlari...
Langkahnya tidak lagi gontai...
Senyumnya... ah aku terlalu suka dengan senyum simpulnya...
Aku penasaran, seperti apa lelaki yang ia bicarakan padaku ?
Setidaknya aku telah membangunkan semangatnya dan aku yakin Allah SWT sedang membantunya saat ini...

Ayu...
Dimanapun kamu berada saat ini...
Jangan pernah kau menyerah karena Allah tak akan pernah memberikan cobaan jika kau tak sanggup melewatinya...
Jangan pernah lelah untuk selalu menanti dan menanti...
Kelak jika kita bertemu lagi...
Aku masih ingin melihat senyum simpulmu itu...

Jangan pernah menyerah, Ayu... Janji ?

#KisahNyataSeorangTeman

Lelaki Terbaikku

Sinar matahari mulai menyelinap masuk ke dalam kamarku...
Entah apa yang membuatku membuka setengah kain menggantung di balik jendelaku...
Kursi putih kusam yang tepat berhadapan dengan pohon kesayangan...
Tak lagi dapat ku lihat seperti dulu...
Rambutnya yang mulai memutih dan tubuhnya yang tak setegap dulu...

Kalian memanggil siapa lelaki ini ?
Saat-saat paling bahagia ketika ia mulai membisikkanku lantunan adzan ketika aku hadir ke dunia ini...
Ahh... membayangkan setiap pesta pernikahan yang ada, pastilah pesta pernikahannya yang paling terbaik...
Lelaki terbaik di hidupku...
Aku menyebutnya... Papah...

Entah berapa tahun lagi aku dapat merasakan pagi seperti ini...
Melihatnya duduk termenung di depan pohon mangga yang ia tanam sendiri...
Menatapnya penuh rasa haru ketika aku harus selalu membuatnya repot...
Menjadikan ia penopang segala kebutuhanku semasa hidup...
Ia selalu menjadikanku putri kecil kebanggaannya...
Aku tak menampik jika sampai saat ini aku belum mampu membahagiakannya...

Kini usianya tak lagi muda...
Setengah abad akan ia datangi nantinya...
Seperti apa rupanya ketika ia menghalalkan aku dengan lelaki pilihanku...
Ahh.. aku tidak sabar menunggu hari itu...
Hari dimana akan ada lelaki hebat selain dirinya...

Tuhan... boleh aku berdoa untuk pagi ini ?
Berikan aku waktu untuk membuatnya bahagia...
Jadikan aku satu-satunya putri kecil yang memeluknya ketika ia renta...
Jika waktu semakin mendekati senja, beri ia waktu terbaik di dunia...
Waktu yang tega memakan semua langkah tegapnya...
Saat itulah, tolong berikan tempat terbaik di sisiMu kelak...
Berikan tempat terindah bersama wanita yang ia cintai yang ku panggil Mamah...
Dan kembalikan kami seperti sedia kala di surga nanti...
Terima kasih Tuhan...
Do'a panjangku di pagi hariMu...

Satu-satunya orang yang membisikkan lantunan adzan ketika aku lahir di dunia ini

Sabtu, 11 Januari 2014

Where are you now ?

Senja itu... di sebuah masjid dekat rumah...
Entah apa yang ada di dalam otakmu...
Kau mengajakku untuk sholat maghrib bersama...
Ah mas... selalu penuh dengan kejutan...

" Kamu kenapa nangis sayang ? ", tanyaku pada mas.
" Kamu mau tahu mengapa aku menangis tadi ? Aku bersujud di hadapanNya untuk memperkenalkan kau sebagai pendampingku kelak. Aku beruntung memilikimu. Jangan pernah tinggalkan aku ya. "

Mungkin aku adalah salah satu dari sekian wanita yang sangat beruntung memiliki lelaki sepertimu...
Ketika semua sedihku kau ganti dengan kebahagiaan...
Ketika semua masalahku kau ganti dengan rencana masa depan...
Ketika.... ah tak akan habis aku bersyukur padaMu ya Allah...
Terima Kasih...

Tapi mengapa saat ini arah langkahnya berubah ?
Itu bukan jalan yang dulu sering kita lewati bersama...
Jelas bukan... disana tidak ada kebahagiaan...
Mengapa ia mengarah pada ujung jalan itu ?
Hey... mas... kembalilah...

Mengapa kau bawa kebahagiaanku ?
Kau mau pergi kemana mas ?
Suaraku tak mampu menjangkau pundakmu untuk berbalik ke arahku...
Angin begitu kencang meniup semua kenangan kita satu per satu...
Bukan seperti ini masa depan yang kita rencanakan dulu...
Ah.. aku yakin ini hanya arah mata angin yang berubah....
Iyaa... hanya arah mata angin saja...

Sepekan sudah aku menunggumu di tempat yang sama...
Harum tubuhmu pun aku tak menciumnya...
Kemana sebenarnya lelaki kebanggaanku ini ?
Apa ia tahu arah pulang ?

Mas...
Aku tahu kau hanya tersesat dan saat ini sedang mencari jalan kembali...
Jangan kau bebankan dirimu untuk mencari jalan itu...
Aku siap untuk mengorbankan semua waktuku hanya untuk menemukan jalan itu...
Mas...
Tolong kembalikan separuh saja kebahagiaanku...
Kembalikan warna jingga di sela-sela warna hitamku...
Kembalilah jika kau sudah lelah mencari jalan itu...
Pintu rumahku masih selalu menunggumu kembali...
Aku merindukan ketukan khas dari tanganmu di depan pintu rumahku...

Tuhan...
Tolong jaga lelakiku dimanapun ia berada...
Saat ini aku kehilangan jejaknya...
Aku yakin ia tak pernah pergi... Mungkin ia hanya berjalan-jalan yang sedikit menjauh...
Ia hanya sedang tersesat dan tak tahu arah pulang...
Tolong bimbing ia Tuhan...
Terangi langkahnya dengan memori pengingat tentangku...
Bisikkan padanya bahwa " aku menunggu kedatangannya di balik pintu rumahku "

" Tok... Tok.. Tok... Tok... Tok... ". Ah... itu pasti mas...

#KisahNyataSeorangTeman

Kamis, 09 Januari 2014

Aku melepaskan kenangan kita

Pernah sempat aku menggantungkan harapanku padamu...
Padamu kini yang tak akan pernah bisa menatap kembali ke arahku...
Kala itu dirimu hanya berpamitan untuk sementara saja...
Aku sempat melihat secara perlahan tubuhmu pergi menghilang di pelupuk mataku...
Aku masih ingat jelas baju yang kau pakai kala itu dan parfum yang sekilas melewati indera penciumanku...
Jangan kau ragukan ketika aku harus menunggumu kembali...

Hari ini hari dimana aku mulai mengingat semua tentangmu...
Bahkan kenangan kita yang paling burukpun aku mengingatnya...
Disana seperti apa rupamu ? apakah masih sama ketika kau berpamitan padaku ?
Setiap aku mengingatmu, kepalaku terasa pusing. Aku lelah mungkin untuk sekedar hanya mengingatmu...

Apa aku harus menyesali pertemuan kita ?
Aku tak bisa terus menerus menyalahkan waktu pada setiap kenangan kita saling beradu...
Ah.. sudahlah...
Aku sadar... Kini aku tak pantas berada di sampingmu...
Biarkan aku bebas... Agar aku dapat mengingatmu tanpa beban...
Satu pintaku untukmu...
Jangan lagi kau membawa kenangan kita saat kau kembali...


Tolong bawa semua kenangan yang kau beri padaku... 

Rabu, 08 Januari 2014

Lembah Penyesalan

Penyesalan yang datang padaku setiap malam, membuat aku ingin segera menemuinya dan meminta maaf padanya. Awalnya memang hanya rasa angkuhku saja yang bersemayam cukup lama di dasar hati ini. Ini ceritaku. Terserah kalian menilai aku seperti apa. Tapi...

Malam itu aku menyesali kebodohanku atas dirimu...
Dulu aku sangat membanggakanmu...
Satu-satunya lelaki hebat untukku dan negara...
Yang jelas pada saat itu aku sangat mencintaimu...
Dunia tak perlu tahu seperti apa hubungan kita...
Yang jelas aku sangat beruntung memilikimu...

Penantian demi penantian telah aku rasakan...
Meski aku tak menemanimu dari sejak kau memulai duniamu ini...
Tapi... Justru di sinilah letak penyesalanku...
Aku jenuh dengan semua penantianku ini...
Aku merasa bebanku sangat berat bila mendampingimu...
Aku jenuh... jangan kau tanyakan lagi...

Entah apa yang merasuki pikiranku pada saat itu...
Aku membutuhkan sosok seorang lelaki yang selalu ada di sampingku...
Dan itu bukan kamu... Jelas bukan...
Waktumu untukku hanya saat kau ada kesempatan...
Lalu mengapa aku harus terus menunggu kesempatan itu ?
Kesempatan yang tak akan pernah jelas datangnya...

Berulang kali aku mencoba melupakan semua tentangmu...
Bukan.. Ini bukan kesalahanmu...
Ini hanya kejenuhan yang saat ini sedang aku rasakan...

Maafkan aku jika dulu aku sempat membuatmu bahagia...
Maafkan aku jika tiba-tiba aku meninggalkanmu...
Maafkan aku yang tak bisa mengimbangi setiap waktumu...
Karena aku terlalu mencintai lelaki dengan separuh waktunya hanya untuk aku...

Ini ceritaku... Penyesalan ? Mungkin. Di awal aku merasakan bahagia karena menemukan lelaki yang dapat memberikan aku waktunya. Tapi... Ia tak lebih baik darimu... Ia hanya memberiku waktu, bukan kasih sayang sepertimu... Aku merindukan setiap detik pengorbananmu untuk sekedar mendengar suaraku... Aku merindukan setiap kata-kata romantis yang hanya dapat kudengar dari balik gagang telepon... Maafkan ke egoisanku ini... Kalian boleh menghinaku, mencaciku, memakiku... Karena ini memang penyesalanku... Penyesalanku pada waktu... Bolehkah aku mengharapkanmu kembali ?

Dulu aku membenci setiap kata " andai ", kini aku mulai mengulanginya berulang kali. " andai " aku dapat memutar waktuku untuk bahagia kembali bersamamu. Boleh ?

#KisahNyataSeorangTeman


Sabtu, 04 Januari 2014

Tunggu aku pulang yaaa...

Kali ini, sebuah tulisan titipan dari mas untuk semua wanita terhebat kebanggaan lelaki negara...

Jika saja kau tahu seperti apa kehidupan disana ?
Sedikitpun tak pernah ku lupa kenangan indah kita bersama...
Jika saja kau tahu seperti apa aku membangun masa depan indah kita ?
Aku cari pondasi terkuat agar tak satupun kepingan hilang...

Ini kehidupanku...
Keras, disiplin, dan penuh dengan tanggung jawab...
Sekeras apapun kehidupan disana...
Aku lebih betah pulang kerumah dimana kau berada di dalamnya...
Bukan karena aku melankolis atau aku cengeng...
Tapi karena sosokmu mampu membuatku mencintai kehidupanku sekarang...
Mencintai jarak yang memisahkan kita...
Mencintai tugas yang terkadang menjauhkan kita...
Mencintai pertemuan yang membuatku melihatmu menjauh...

Bukan hanya kamu yang merasakan penantian saat kita bertemu...
Jika saja kau tahu, melewati hari dengan cepat itulah caraku...
Caraku menghitung hari agar aku bertemu denganmu...
Kurangkum kebahagiaan hanya dalam memori pengingat...

Terima Kasih ya Allah...
Kau ciptakan wanita dengan kesabaran yang sempurna...
Kau berikan ia hati selembut sutra...
Dan kau hiasi ia dengan kecantikan muslimah...
Bagaimana tidak aku tak mencintainya ?

Terima Kasih sayang...
Kau wanita terhebat yang aku miliki...
Biarkanlah waktu menjadi bagian dari kisah kita...
Aku pergi untuk mencari cerita dan masa depan...
Agar suatu hari nanti aku dapat membawa itu semua pada orang tuamu dan memintamu untukku selamanya...

Tunggu aku pulang yaaa...

Love is Waiting

Pagi yang tak pernah meninggalkan sejuknya...
Siang yang tak pernah berkhianat pada teriknya matahari...
Sore yang begitu indah dengan senjanya...
Dan malam yang menjadi pelindung pada selimut langit dengan anggunnya...

Namun... mengapa jalan yang memberhentikan aku melihat punggungmu adalah waktu ?
Mengapa sampai detik ini, aku belum dapat terbiasa dengan penantian ?
Dinginnya malam membuat semua persendianku kaku...
Saat itulah kau datang membawa senyuman hangat disetiap inci mimpiku berjalan...
Aku masih ingat benar... Ketika kau membagi kebahagiaan meski hanya lewat mimpi...
Berjalan bersama, membuat senyumku terus mengembang dan tak ingin ku akhiri ini semua...

Kehidupanmu yang harus aku jalani...
Hadirmu masih membayang di pelupuk mata ini...
Salahkah aku jika aku merindukanmu ?
Tak pernah aku sadari akan memiliki kesabaran dalam penantian ini...
Menjadikan aku ' wanita terhebat ' katamu...
Boleh ku ajukan beberapa pertanyaan mengenai dirimu sayang ?
Apa kau merindukan aku seperti aku merindukanmu ?
Kutunggu nanti malam untuk datang bersama dengan jawabannya...
Karena penantianku bukan untuk besok atau lusa...
Karena penantianku untuk selamanya...

~ Jangan pernah bosan untuk menunggu...karena sang waktu sedang mengujimu ~