Jumat, 17 Mei 2013

Alasanku di setiap Jam Makan Siang

Aku masih menyambut fajar ketika semua terlihat (masih) sempurna
Aku masih dapat menjemput senja yang kau titipkan untukku
Aku masih menganggumi dunia yang di dalamnya terdapat kamu
Kamu yang ku cinta

Begitu ironis ketika aku menyebutkan kata cinta untukmu, sayang...
Aku takut... aku takut mata ini tak dapat terpejam kembali jika aku mengingat dirimu
Dirimu yang pergi tanpa penjelasan, tanpa alasan, tanpa pamit, tanpa sepatah katapun.
Begitu halus ketika aku mengingatnya kembali hingga detik ini...

Sempat kusesalkan hari dimana aku tak mencintaimu sepenuh hati

" Dio, sedang apa kau sekarang ? aku merindukanmu "

Kalimat itu membuyarkan semua lamunanku pada rutinitas pekerjaanku yang super padat. Tak menampik bahwa aku terganggu dengan pesan tersebut. Saat itu jam makan siang. Kuabaikan saja.

" Dio, apakah kau sibuk ? aku merindukanmu "

Dering ponselku membuyarkan kembali lamunanku. Kuabaikan kembali

" Dio, aku mencintaimu. Maafkan aku jika aku terlalu mencintaimu. Selamat makan siang sayang. Dira yang begitu mencintaimu "

Ketika ide sedang berada di dasar otakku ini, dering ponsel kembali membuyarkan segalanya. Ahh...Dira memang tak tahu waktu. Lalu ku balas

" Dira. Aku sedang sibuk. Jangan ganggu aku dulu. Pergilah makan siang duluan,aku akan menyusul "

lalu dengan cepat ia membalasnya

" Maafkan aku Dio, tapi aku membawakanmu bekal makanan untuk kita makan berdua. Apa kau berubah pikiran ? "

Lagi dan lagi Dira menggangguku dengan celoteh singkatnya di pesan itu. Ahh Dira... kau tak mengerti posisiku sekarang

" Sudahlah ! pergi makan siang dulu sana, aku sedang sibuk dengan pekerjaanku. Sudah jangan kirim pesan lagi "

Seketika aku mematikan ponselku lalu aku fokus kembali dengan proposal yang menyita waktu makan siangku. Aku tak memperdulikan apapun yang sedang terjadi saat itu, sekalipun banyak teman-temanku yang berlarian keluar, ahh mungkin saja ada obralan barang cuci gudang dari toko sebelah. Kuabaikan saja, dan kembali fokus sehingga aku bisa menemui Diraku disana.



Tuhan...
Jika boleh ku putar kembali waktu itu, aku akan menemaninya duduk dan menyantap bekal makan siang dengannya
Jika boleh ku putar kembali waktu itu, aku tak akan berkata kasar padanya
Tapi...semua terlalu tabu untuk ku ulas kembali...

Kala itu, kala pekerjaan kantorku telah rampung ku selesaikan, aku baru menyadari ada seorang wanita yang menunggu kabarku.

" Dira sayang, aku sudah selesai nih. Yuk ketemuan. Ah iya ini makan malam, ku traktir makanan kesukaanmu. Kamu dimana sayang ? "

" Dira sayangku, kamu dimana sayang ? Kujemput kau "

" Dira, jawab pesanku. Aku merindukanmu sayang "

Ku susuri jalan arah kerumahmu. Dikejauhan ku lihat banyak orang mendatangi rumahmu dengan berpakaian serba hitam. Ada perayaan apa ? Atau...

Ku lihat tubuh cantik pujaanku tertidur pulas tak bernyawa. Dira...
Apa yang salah dengannya ? Apa yang aku perbuat sehingga Dira menjadi seperti ini ?

*jam makan siang

Dira yang menungguku di depan pintu gerbang kantor mulai tampak lesu dan dia berjalan tak tentu arah. Dari arah belakang sebuah mobil menghampiri Dira dengan kecepatan tinggi menabrak tubuh mungilnya sehingga merenggut nyawanya seketika. Namun bodohnya aku tak menyadari kerumunan tadi, ternyata hanya aku yang terlalu arogan dengan dunia ini.

Dira...
Dimanapun kau berada...
Aku akan selalu mendatangi tempat dimana semua sudutmeninggalkan harummu
Aku memang tak baik untukmu, aku menyesal
Maafkan aku Dira...
Tolong jangan hukum aku dengan sejuta banyangan serta kenangan indah kita..

Dira...
Jam makan siang selalu mengingatkanku padamu...
Sosok wanita yang selalu ku rindukan setiap geraknya, senyumnya, tawanya...
Aku merindukanmu, Dira...
Maafkan aku...
Aku mencintaimu...
Diraku sayang...

Kini, aku dapat mengunjungimu disetiap jam makan siangku
Aku mencintaimu....

Terinspirasi dari sebuah lagu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar