Selasa, 19 Agustus 2014

Aku masih rumahmu, pulanglah...

Sebagian asa telah mencuat membentuk serpihan rindu...
Tersebar indah di atas pelupuk penantian...
Butakan arah tujuan mata yang sendu...
Heyyy... Kau tuan pemilik rindu....
Iyaaa... kau...
Kemarilah...

" Tidakkah kau sadar hadirmu selalu membawa kebahagiaan. Tidakkah kau sadar harapan selalu ada ketika kita bersama".

Jemari yang merindu terkadang lebih sendu ketimbang hati yang membilur membentur pilu...
Telah kusematkan semua harapan dan ku gantungkan semua impian tepat berada di sini (menunjuk dahimu)...
Namun tidakkah kau jaga itu semua ?
Aku rasa kau hanya tersesat...
Kemarilah... akan ku tuntun kau menemukan jalan kembali...
Jalan dimana kita pernah menanam kebahagiaan dan kerinduan...

Air mata selalu menghiasi tulang pipi ini...
Membawa seribu duka yang bersemayam bisu...
Rasa kehilangan langkah yang kian menjauh...
Menjauh dan terus menjauh...
Sosok jelita itukah yang kau hampiri ?
Sosok jelita yang tersenyum di atas jelaga tangisku...
Sosok jelita yang tertawa lepas di atas bilur hatiku...
Sosok jelita yang meninggalkanmu di masa lalu dan menantimu di masa depan...
Sosok jelita yang kembali dari masa lalu untukmu...
Sosok jelita itukah ?

Cinta memang tak selamanya mengerti...
Mengerti siapa yang mengasihi dan siapa yang dikasihi...
Memahami siapa yang menanti dan siapa yang dinanti...
Merasakan siapa yang pergi dan siapa yang kehilangan...
Jika cinta itu memang dapat mengerti, tolong artikan posisiku untuknya disini...
Aku masih menunggu hingga punggungnya berbalik arah...

Karena aku percaya bahwa :
" lelaki yang baik adalah lelaki yang dapat membimbing wanitanya meski ia salah dan jauh dari kesempurnaan. Bukan meninggalkannya ".

#Kisahseorangteman