Selasa, 27 Maret 2012

Risalah hati seorang korban

Tak bertuan namun kau masih saja sama
Aku yang kau pesan dari sebuah komplotan hitam bersenjata
Tak mengapa jika aku harus berjuang untuk memulihkan namaku kembali
Kau tak lebih dari seekor binatang berhati malaikat
Hanya Tuhan yang mampu mengubah namamu menjadi sebilah pedang berkilau

Tak sempat aku berjalan sendiri
Kau renggut mahkota pemberianNya
Biadab kau !
Aku harus melangkah gontai hadapi semua ini
Gericau tawa yang membahana membuat aku ingin muntah

Andai waktu dapat kembali
Inginku putar semua kepala kalian dan ku awetkan otak keji kalian
Sehingga aku dapat menyiksa kalian kapanpun aku mau

Kalian tak tahu ?
Aku yang saat ini masih saja bimbang
Terseok dalam dunia yang bukan duniaku
Ceritaku kini jadi bahan gunjingan orang
Aku tak suka !! itu hanya akan membuat lukakku bertambah lebar dan tak kunjung mengering
Risalah hatiku kian memuncak saat aku bertemu lagi denganmu bersama merpati lain
Tak mengapa jika aku harus kau publikasikan


Dengan beringas kau tancapkan duri tajam itu hingga tembus ke tulang punggungku
Kau fikir ini sakit ? tidak. Aku lebih baik mati di sini, agar aku dapat menghantuimu setiap saat hingga kau gila

Saat ini aku hanya roh yang tak bertuan
Mereka JIN yang hanya meminjam cerita keji hidupku
Aku berterima kasih, karena dengan ini aku dapat membalaskan dendamku
Meski bukan aku, tapi aku hanya akan hidup di cerita kelammu.

Ingat itu !!!

Senin, 26 Maret 2012

Surat untuk Sang Pangeran

Namaku Lena. Aku gadis remaja 17 tahun yang sangat menghargai hidupku. Kalian pasti mengira kata " menghargai hidup " sama halnya dengan sayang dengan kehidupan kita sendiri. Kalian salah. Aku terlahir dengan orang tua yang berpisah entah dimana. Ibuku seorang penjual kue keliling, dilain sisi ayahku entah pergi kemana. Lingkungan tempat tinggalku sangat berbeda dengan lingkungan tempat kalian tinggal. Kalian bisa menyebutnya, Rumah Bordir.

Meski aku tinggal dan bermukim di lingkungan yang menurut kalian sangat tidak layak untuk ditinggali, tapi aku senang tinggal disini. Disini selalu ramai, aku menyukai tempat gemerlap seperti ini. Ibuku memang bukan pelacur, dia mencari uang dengan keringatnya sendiri. Namun semua berubah ketika ia muai menemukan dambaan hatinya dan meninggalkanku, ironis sekali. Alasannya si hidung belang yang menggaet ibuku tak mau aku bersamanya. Huuhh !

Jumat, 23 Maret 2012

Kakak pemilik nasehat gaib ^^

Bak seorang bunga yang sangat membutuhkan tanah untuk berkembang bebas.
Menemukan jerami yang sangat kering dan berilusi.
Aku sendiri hanya berpegang pada prinsipku yang tak akan ada yang bisa merubahnya.
Tapi kau bagai udara yang berhembus di antara celah kosong fikiran sempit ini.

Aku melihatmu bukan sekedar seorang yang cerewet memberiku petuah-petuah ajaib.
Aku melihatmu karna kau orang asing yang aku tempatkan pada posisi seorang kakak dihidupku.
Maaf jika aku selalu merepotkanmu dengan hujan pertanyaan yag gak masuk akal
Tetaplah menjadi kosakata dalam bait nasehat yang kau lontarkan untukku. ^^

#Untuk kau si pemilik nasehat gaib ^^

Kutunggu kau di pintu surga

Aku melihatmu dari sisi tergelapku. Saat itu kau sedang duduk di kursi goyang yang kau beli hasil jerih payahmu di kala kau masih muda. Aku masih sangat mengingat kenangan kita dulu. andai saja waktu mau sedikit merangkulku untuk mendudukanku disamping kursi goyangmu hanya untuk sekedar menyeduhkan teh manis kesukaanmu.

Kau bertambah renta dengan sebilah tongkat tua yang setia menemani langkah kaki rapuhmu. Kau masih saja menyimpan fotoku yang munafik dan terlihat muda. Aku malu padamu yang masih kuat dan perkasa membersihkan barang-barangku yang sudah mulai terlihat kuno. ahh...andai saja waktu bisa menggandengku untuk sekedar menyeka peluh keringatmu yang mulai berjatuhan.

Selasa, 20 Maret 2012

Hidupku indah bersamanya ( Bag 3 )

Hari ulang tahun

" Selamat ulang tahun...selamat ulang tahun...selamat ulang tahun...Hellenn ku sayang..", suara nyanyian papa dan mama yang membangunkanku. Dengan senyum sumringah, aku meniup lilin yang berangka 17 itu lalu aku memeluk mereka dengan rasa senang. Ahh andai tiap hari aku ulang tahun hahahaha....

" kadoo...mana kadoku ?", tanyaku dengan cepat
" Ini sayang, handphone keluaran terbaru", jawab papa dengan bijak
" Asyikkk ,, makasih pa, ma, ", sembari aku memeluk mereka
" sudah sana cepat ganti baju, lalu kita akan pergi jalan-jalan ke puncak. Mau ?", tawar mama
" okee deh", tanda aku menyetujuinya

Aku bergegeas mandi dan berpakaian. Baju yang mana yaa yang akan aku pakai dihari spesialku ini. Aku duduk menghadap cermin, hahhh betapa cantiknya aku. Rambutku panjang lurus berwarna kecoklatan, mataku biru bak putri dongeng, kulitku putih kemerahan tanda aku keturunan dari barat. Aku cantik.

Saat aku menyisir rambutku, aku mendengar sebuah suara yang berasal dari dalam cermin itu. Apaaa? bayanganku berbicara ?...

" Selamat ulang tahun Hellen..aku senang kau senang..Tapi kenapa tak ada yang memberiku ucapan selamat seperti yang kamu dapatkan ?", dengan nada terisak dan wajah sedih
" Pergi kau, pergiii..", jawabku ketus
" Praaannnng....", ku lemparkan sisirku ke arah kaca, dan pecah seketika. Papa dan mama yang mendengar hal itu, langsung menaiki anak tangga dan sesegera mungkin menghampiriku. Tak berlama-lama, mama memelukku dan membawaku ke bawah untuk bergegeas pergi.

*diperjalanan menuju puncak

Suasana yang indah, hemmbb menambah sejuknya udara dipagi hari ini. Seakan-akan lupa kejadian tadi, aku ingin hari ulang tahunku tak diimbuhi kejadian aneh dalam cermin itu. Hahh...siapapun dia disana, aku harap itu hanya ilusiku saja.

Tepat saat aku melewati sebuah hutan yang rindang, saat itu posisi mobilku ada di antara tebing dan jurang. Aku merasa takut dan sedikit bergidik. Astagaa ! anak ini berada disebelahku..

" Heyy !! darimana kau berasal ? Pergi sanaa...!!", usirku dengan kasar
" mengapa kau jahat padaku, aku adalah kau, kau adalah aku", jawabnya dengan iba
" apa yang kau bicarakan !! pergi sana !!", usirku lagi

" Hellenn...sedang apa kau ? mengapa kau berteriak-teriak begitu ?", tanya mama mengagetkanku
" Ini ma, ada anak persis sekali denganku, dia..", sambil menunjuk arah kursi sebelah, namun ia menghilang.
" Sudah hellen, kamu jangan mengada-ada, diam dan nikmati perjalanan saja", suara mama yang mendadak berubah

" BERHENTIIIIIIII ...!!!!", teriakku kencang dan mengagetkan papa yang sedang menyetir tiba-tiba berhenti.
" Hellen !! apa yang kamu lakukan..?", bentak mama
" Ma..Pa..aku mau tanya. Apa aku ini sakit jiwa ? atau aku gila ?", tanyaku
" maksudmu apa sayang?", papa dengan bijak menjawabnya
" Mengapa aku merasa, aku ada dua pa ?", tanyaku sembari terisak
" ......". Hening sesaat, kedua orang tuaku diam membisu. Apa yang mereka sembunyikan dariku ?

" Ma..sekarang sudah waktunya kita menceritakan yang sebenarnya pada Hellen", ajak papa pada mama. Mama hanya menangis tersedu dan aku semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi.

#Aku adalah salah satu anak yang paling beruntung di dunia ini. Mama dan Papa lebih memilih aku hidup ketimbang saudara kembarku. Aku dan Hellen yang lain adalah kembar siam dengan 1 jantung. Sungguh pilihan yang sangat ironis sekali. Dokter menyuruh kedua orang tuaku memilih 1 diantara kami. Aku, yaaa akulah yang beruntung merasakan kasih sayang dari seorang ayah dan ibu. Tepat dihari ini, umurku dan Hellen yang lain 17tahun. Kita mulai beranjak dewasa, dan sudah saatnya ia muncul dan menemuiku. Aku senang saat ini dia bahagia, tertawa dan tak pernah menangis lagi. Aku dan dia bermain sepanjang waktu. Dia tak kesepian lagi, karena saat ini aku bersamanya.

~ Terima kasih Mama, Papa sudah mengenalkanku pada dunia. Terima kasih Mama, Papa sudah memberikanku kesempatan untuk mempunyai kalian dan banyak teman yang selalu iri dengan kecantikkanku. Namun aku bahagia disini, ditempat ini. Bersama orang yang aku kenal sebagai Hellen yang lain. Kini ulang tahunku serta kematianku sama dengannya. Aku sangat menyayangi dia. Terima kasih Tuhan hidupku indah ~

Senin, 19 Maret 2012

Aku dan Hellen yang lain ( Bag 2 )

H-1 Hari ulang tahun

Kutarik selimutku untuk memastikan aku tidak mau bertemu dengan pagi. Suara mama yang dari tadi tengah bergelut dengan sarapan, terus membuat tidurku tak nyenyak. Ya..hari ini sekolahku libur, katanya sih para guru rapat menjelang kenaikan kelas. haaahhh....sudah kukira H-1 ulang tahunku akan terasa hambar karena suasana hatiku yang kacau akibat peristiwa kemarin. Aku masih marah sama mama yang kemarin memarahiku. Aku tak pernah mendapat marahan seperti itu. hhuhh !!

" Hellenn....bangun sayang...", teriak mama dari anak tangga paling bawah. Aku malas untuk beranjak dan bertemu dengannya. Sungguh aku masih kesal dengan suaranya yang membuatku sedikit membencinya. hemmb...
" Hellen...mama dan papa pergi dulu ya, ada pertemuan dengan klien. Kamu jaga rumah ya sayang..", sapa mama dengan membuka pintu dan membuatku terperanjat.
" ya..", jawabku singkat.

Hahh...hari libur yang sangaaatttt membosankan. dirumah sendiri, Bi nah dan mang ujang juga lagi minta cuti. Kenapa sih semua serba kebetulan. Aku berjalan menuruni anak tangga, ehh ada suara seperti bunyi kotak musik. Merdu sekali suara itu, tapiii sepertinya aku mengenal suara itu. Kususuri arah suara itu berada, berhenti untuk kedua kalinya pada lemari tua di gudang rumahku. Aku sempat enggan masuk kesana, aku takut mama marah lagi padaku. Ahh tapi kan mama ga dirumah.

Kuberanikan diri untuk masuk dan merayapkan kaki sedikit demi sedikit. Kubuka lemari itu dan Astaga !!! ada seorang anak perempuan sedang menangis memegang kotak tua yang aku temukan kemarin.

" Atagaa....!! siapa kamu ?", tanyaku kaget
" hallo...aku hellen. kamu siapa ?", jawab dia terisak
" apa ? hellen ? itu kan namaku. Heyy keluar kauu !!!!1", bentakku padanya

Setelah ia keluar. Astagaaa!!! yang lebih kagetnya lagi, ia benar benar benar mirip sekali denganku. Hanya saja bajunya tak seindah bajuku. Rambutnya, matanya, bibirnya semua persis denganku. Tapiii...ada apa dengan separuh dadanya. Mengapa terkesan ditutupi oleh rambutnya yang panjang. Ahhh sungguh mengerikan anak ini. Perlahan ia berjalan menghampiriku dan berkata...

" Kamu cantik sekali, jika aku masih bersamamu, aku pasti secantik dirimu. Sayang, mama lebih memilih kamu daripada aku".

Hellennnnn....

Astaga...itu suara mama.

" Hellen...kamu dimana sayang ?," teriak mama
" iaa ma,,aku disini sama..lhoo ??," jawabku sembari kaget tiba-tiba anak itu menghilang entah kemana, dan hanya menyisakan kotak tua yang tergeletak. Aku dengan sigap merapikan kotak itu dan bergegas turun menghampiri mama dibawah yang sedari tadi hendak naik saja menghampiriku.

" Ada apa ma..?," tanyaku
" Tidak ada apa-apa sayang, kamu sudah makan ? ayo sini makan, mama bawa makanan kesuka'anmu.", jawabnya dengan lembut sembari merangkulku dan mengelus rambut indahku.

Aku masih memikirkan, siapa anak perempuan itu ? dan apa hubungannya dengan aku, mama dan kotak itu ? Mengapa ia sangat mirip sekali denganku bak aku sedang bercermin. Namun...

*Bersambung

Jumat, 16 Maret 2012

Panggil aku Hellen ( Bag 1 )

Betapa cantiknya aku. Semua orang terutama orangtuaku, sangat terkagum-kagum dengan kecantikkanku. Panggil aku Hellen. Aku gadis belia berusia 16tahun. Genap 3hari lagi aku berusia 17tahun. Dalam hati, aku sudah memimpikan pasti banyak orang yang datang untuk memberikan ucapan selamat padaku, ahhh itu sudah pasti.

Aku meminta mama dan papa membelikan semua yang aku inginkan. Mulai dari telepon genggam, baju hingga mobil sekalipun. Ohh jangan diragukan lagi, tentu saja mereka sangat menyayangiku. Aku kan anak satu-satunya mereka, semua yang aku inginkan pasti mereka penuhi.

*Di meja makan saat akan hendak pergi sekolah

" Ma...3hari lagi aku ulang tahun loh ", sindirku pada mama
" iya sayang..mama tahu. Anak mama yang cantik mau hadiah apa ?", tanya mama
" hemmbb...apa yaaa?? gimana kalau handphone keluaran terbaru ? boleh yaa?", pintaku
" tentu saja boleh sayangku", tukas mama.
" Asyikkk...aku berangkat dulu ya ma", sembari mencium pipi mama.

Disekolah aku adalah gadis paling cantik, tentu saja semua mata para lelaki tak pernah luput untuk memandang kecantikanku. Rambutku, kulitku, mataku, semua yang melekat padaku, membuat para cewek disekolahku iri. hahahaha aku senang melihat mereka bingung setiap kali melihatku dengan dandanan yang berbeda setiap harinya.

*H-2 hari ulang tahun

Saat itu ada sebuah mata pelajaran olahraga tambahan yang harus memaksaku untuk bermain basket ditengah siang hari yang panas ini. Sudah jelas aku harus mencari kembali sepatu basketku yang sudah lama aku asingkan dari deretan sepatu berhak tinggi. Hahh...kalau bukan demi nilai, aku tak akan mau seperti ini. Menyebalkan.

Aku berlari menuju gudang rumah yang terletak di lantai atas kamarku, tepatnya paviliun atap. Aku menyapu semua ruangan itu dengan pandanganku, ahhh kemana perginya sepatuku ya ? sempat berfikir sejenak. Ahh pasti di lemari itu. Kucoba membuka lemari itu, akhirnya aku menemukannya. Sudang usang sekali ternyata. Tapi....apa ini ? sebuah kotak yang jauh lebih usang dari sepatuku. Kutiup saja debu yang menyelimuti kotak itu. Lalu kubuka. Ada sebuah kertas bertuliskan Hellen. Bukankah itu namaku, lalu untuk apa secarik kertas dan namaku di kotak ini ?

Kubawa kotak itu menuruni anak tangga, namun aku terjatuh dan terpeleset hingga semua berantakan. Mama yang kaget mendengar keributan itu kemudian datang menaiki anak tangga dan menghampiriku. Mama terkejut melihat aku menemukan kotak itu, dan langsung menanyakan padaku.

" Hellen..dari mana kau temukan kotak ini ?!!!", tanya mama dengan ketus
" Aku menemukannya di lemari tua di gudang kita ma. Memangnya itu kotak apa sih ? lalu mengapa ada namaku disana ?", tanyaku bertubi-tubi
" Sudah.. sana pergi ke kamarmu ! kamu tak perlu tahu kotak itu milik siapa !", bentak mama.

Tanpa pikir panjang, aku langsung pergi dan meninggalkan mama dengan raut muka jengkelku pada mama. Dalam hatiku berkata, kotak apa itu ? punya siapa ? lalu mengapa ada namaku disana dan mengapa mama marah padaku ?

..Bersambung..

Kamis, 15 Maret 2012

Cinta mawar kuning

Kamu seorang yang pernah mengisi hidupku. Yaa...itu beberapa tahun lalu. Kau masih ingat ? ahhh sepertinya kau sudah melupakannya, setelah kau datang padaku dengan menggandeng seseorang yang jauh lebih hebat ketimbang aku. Kau pasti tak tahu, betapa sakitnya aku saat itu ? hemmb...seperti bermahkotakan duri tajam. Sakit..tapi tetap aku pertahankan demi gengsiku yang semakin besar.

Hari demi hari kulewati. Denganmu dan dengaann....dengannn seseorang yang masih tetep berdiri mesra di sampingmu. Aku harap ia akan segera meninggalkanmu dan pergi sejauh mungkin, ke segitiga bermuda lebih baik, agar aku tak perlu repot-repot menendangnya keluar dari kehidupan kita. Apa ? kitaa ??? astagaa....siapa aku ini ? aku hanya seorang supir yang selalu setia mendampingi majikannya kemanapun ia pergi. Astagaaa....

Tetap ku perhatikan gerak geriknya, sungguh sangat mempesona. Ahh...betapa sempurnanya makhluk ciptaanmu ini Tuhan, sampai aku tak sanggup untuk bernafas. Mulai ujung rambut hingga ujung kaki, sempurna sekali. Andai aku bisa memberitahunya, bahwa aku sangat mencintainya. haaahhh.....

Sampai pada suatu hari, aku berniat untuk mengajaknya makan malam. Aku tak lupa membawakannya sekuntum mawar kuning kesukaannya. Aku berjalan secepat mungkin, agar aku tak terlambat untuk melihat kecantikannya. Tepat di seberang jalan itu ia berdiri, sepertinya sedang menungguku. Aku lambaikan tanganku, agar dia tau bahwa aku datang untuknya. ahh dia melihatnya...heyy aku disini.

Dengan wajah sumringah, aku berlari menghampirinya. Tapi...mengapa ia terus saja berjalan dan...dan...dan...dia menabrakku. Arrghh ..!! lhoo ? kemana perginya malaikat cantikku ? dan mengapa semua orang berjalan ke arahku dan semua menabrakku. Apa kalian tak melihat ada orang yang sedang berdiri disni !! aku sangat bingung...

Aku membalikkan badan, dan dengan jelas ku melihat banyak orang sedang bergerombol memandangi sesuatu yang terletak di tanah. Ada apa orang-orang ini ? apa ada diskonan baju yang dipamerkan di tanah ? Aku tersenyum kecil. Ohh Tuhan...itu bidadariku terlihatt...terlihatt apa ? MENANGISS ??? ada apa dengannya ? tak berpikir panjang, aku segera menghampirinya.

Betapa terkejutnya aku, ternyata ia memeluk seorang lelaki yang tengah tergeletak di pinggir jalan itu. Sepertinya lelaki itu tak asing bagiku, jas coklat dengan kemeja kuning salem dan membawa bunga. Heyy....!!! sepertinya itu aku. Apaa ??? akuu ???

Rabu, 14 Maret 2012

Kisah pilu seorang sahabat

Tersungkur aku menemukan telaga jernih yang kau ciptakan untukku. Tak lupa kau menancapkan beberapa benih tanaman yang akan menjadi tempat berteduh kita dikala panas. Teman, andai kau tahu. Kau lebih dari oase yang langka di gurun pasir. Kau lebih dari sekedar mata air yang ada diantara bentala mati. Harusnya kau sadar itu, namun kau terlalu terhanyut oleh rayuan duniawi yang membuatmu membenci pertemuan kita...

" Heyy...ini kubelikan kau sebuah patung balerina cantik bergaun ungu. Kau pasti suka".
" Apa ?? hanya ini ? aku sudah punya banyak dirak gudang rumahku".
" ooo...kalau begitu mari kita buang semua yang ada di gudang rumahmu, lalu letakkanlah pemberianku ini untuk kau pandang setiap kali kau ke gudang ? bolehkah ? "
" Entahlah...itu semua sampah bagiku. Dan akupun jarang sekali menyambangi gudangku"," sudahlah kau simpan saja barang itu, toh aku punya barang yg lebih bagus dari itu".

Ku berbalik melangkahkan kaki , berharap ia memanggilku untuk sebuah kata maaf yang kini ku nanti. Namun penantian tiap langkahku tak berbuah manis. Dia pergi dengan menggandeng sebuah tas berisikan banyak sekali barang-barang mewah yang aku tak bisa beli untuknya. Maafkan aku.

*beberapa tahun kemudian

Aku berdiri tepat dibawah matahari yang saat itu sangat panas. Sangat menyengat kulitku. Ohh...aku lupa tak membawa payung untuk sekedar melindungiku dari teriknya matahari. Tunggu...siapa wanita berpayung ungu itu ? sepertinya aku mengenalnya....

" Hallo..apa kita pernah bertemu sebelumnya ?", tanyaku padanya

Aku tersentak dengan kaget setelah aku tau dia pergi menabrakku. Aku terjatuh di jalanan yang semakin panas akibat teriknya matahari siang ini. ohh...aku semakin bingung. Siapa sebenarnya wanita itu ?

Ku ikuti dia yang sedari tadi mengetahui bahwa aku mengikutinya. Aah..dia berhenti.

" Heyy kau ! untuk apa kau mengikutiku ? ", bentaknya sambil mengarahkan telunjuknya ke wajahku.
" ahh..ehh..aku hanya ingin berkenalan denganmu, karena kamu mirip sekali dengan sahabatku dulu", jawabku dengan gugup.
" Pergii sana !! aku tak butuh teman ! aku hanya butuh uang ! kau punya uang tidak ?", jawabnya lagi.
" ohh..ini. aku ada sedikit tabunganku. Bisa kau pakai. Mari berteman ?", pintaku sambil mengulurkan tangan.
" ahhh....Sudahlah ! mana sini uangnya !", rebutnya

Satu yang aku sadari darinya. Gantungan bunga warna ungu yang dulu sempat aku berikan padanya saat ia berumur 10 tahun. Masih tergantung manis di tasnya yang semakin menua. Tak perlu kau menyebutkan siapa dirimu, aku tau kau masih mengingatku, meski itu hanya sebuah tanda yang tak perlu kau tunjukan padaku. aku tau itu kau, aku tau kau masih mengingat semua kenangan indah persahabatan kita, dan aku tau kau hanya tersesat, sahabatku. Tenang saja, aku akan selalu menjadi bayanganmu yang selalu ada meski kau tak membutuhkanku.

Senin, 12 Maret 2012

' Mereka ' yang berbeda

Baru saja kutersadar , sejak kuucapkan aku merindukan dimensi mereka. Ya Tuhann....aku benar-benar dibawa untuk menemui mereka kembali, namun ini keada'annya sangat nyata, yaitu aku benar-benar dalam keadaan terbujur kaku dengan kelopak mata yang tertutup rapat dan desah nafas yang sangat tenang. Aku tertidur. Ini jelas mimpi, mimpi yang sangat tidak aku harapkan. Aku terbiasa berjalan sendiri untuk menemui dimensi mereka, namun kali ini aku berada pada kerumunan orang-orang yang sangat rapat denganku, yaaaa sangat rapat berjalan tepat di samping tangan kanan dan kiriku. Apa yang mereka tuju ya....?

Mengikuti arah angin yang berhembus cepat melewatiku dan membuat bulu kudukku berdiri. Oh...aku sudah ingat, ini jalan menuju dimensi kalian teman. Teman ? akankah kusebut teman setelah kalian memperlakukanku seolah-olah aku ini musuh kalian. Heyyy....ada apa dengan kalian ? mengapa kalian mengundangku lalu mengusirku secara perlahan ? hhhh....

Aku menghentikan langkahku saat aku tertegun pada sebuah rumah tua yang sangat indah. Dengan balkon yang menghiasi bangunan kokoh nan tua itu, aku berdecak kagum sembari mengerlingkan mataku. Pintu kayu berukir akar pohon jati yang membuat aku ingin memasuki rumah itu. Tak sempat ku melangkahkan kaki, ada seorang anak kecil berbicara logat jawa tulen padaku. Dengan pakaian seadanya ia menawariku untuk menjadi tour guide mengelilingi rumah klasik itu. Yaaaa...tanpa pikir panjang, akupun mengiyakannya. Dengan mengikuti jejak kaki kecilnya, mataku tak pernah luput dari pandangan sekitar rumah tersebut. Sungguh indah dan menawan.

Aku berdiri tepat di depan pintu itu. Lalu dengan perlahan,bunyi berdecit pintu itu membisingkan ruangan senyap yang tepat berada didepan mataku. Ya Tuhaannn....begitu senyap, pengap dan sangat tak terawat rumah ini. Tapi satu yg membuat mataku tak pernah lari untuk meninggalkan tatapan pada benda itu. Sebuah lemari tua yang sangat tua, mungkin umur lemari ini tidak sebanding dengan umur rumah tua ini. Aku beranikan menyentuhnya untuk sekedar menikmati sentuhan hangat lemari tua ini, namun ahhh....anak itu lagi-lagi membuatku kaget dengan gaya bahasanya yang sangat khas. Ia memanggilku untuk segera menjemputnya di anak tangga rapuh yang membelakangi lemari tua itu.

" Heyy, ada apa ?", tanyaku
" sini mbak, aku tunjukin sesuatu", dengan logatnya yang sangat lucu.

menunjuk sebuah lorong kecil dibawah anak tangga yang sangat kotor dan lembab.

" untuk apa kau tunjukan ini padaku ?", tanyaku lagi
" ini tempat dimana semua makhluk dari dimensi lain lewat mbak, katanya mbak kangen dengan mereka, tuhh mereka sudah menunggu di ujung lorong ini", Jelasnya panjang lebar dan sempat membuatku tersentak kaget.
" oyaa...aku sudah tid...", jawabku seraya mundur kebelakang, namun ahhh ada apa dengan kaki ini. Sulit sekali digerakan. Tepat di punggung dengkulku sebelah kiri, ya Allah....sakit sekali. Aku berlari sekuat tenagaku untuk keluar dari rumah itu, namun aku tersungkur jatuh dan aku merasa aku tak diinginkan dirumah tua itu. Aku kembali tersadar oleh tarikan tangan anak kecil yg bersamaku tadi.

" ayooo mbak, bangun. Kita tak diinginkan disini", ajaknya untuk meninggalkan rumah tua ini.

Aku berlari dan aku mendengar suara yang mungkin hanya aku yg mendengarnya.

" Tolong jangan ganggu kami, ini rumah kami".

Suara itu terus menerus membahana hingga aku tak bisa bernafas karena suara itu masih terus ada di selaput-selaput gendang telingaku. Ya Allah.....apa ini pesan dari mereka. Tapi mengapa ? Mengapa harus kata-kata itu yg mereka ucapkan padaku, sakit, sedih. Tekadku, Aku harus kembali menemui mereka, dengan caraku dan jalan lain yang akan aku tempuh kelak.