Jumat, 16 Maret 2012

Panggil aku Hellen ( Bag 1 )

Betapa cantiknya aku. Semua orang terutama orangtuaku, sangat terkagum-kagum dengan kecantikkanku. Panggil aku Hellen. Aku gadis belia berusia 16tahun. Genap 3hari lagi aku berusia 17tahun. Dalam hati, aku sudah memimpikan pasti banyak orang yang datang untuk memberikan ucapan selamat padaku, ahhh itu sudah pasti.

Aku meminta mama dan papa membelikan semua yang aku inginkan. Mulai dari telepon genggam, baju hingga mobil sekalipun. Ohh jangan diragukan lagi, tentu saja mereka sangat menyayangiku. Aku kan anak satu-satunya mereka, semua yang aku inginkan pasti mereka penuhi.

*Di meja makan saat akan hendak pergi sekolah

" Ma...3hari lagi aku ulang tahun loh ", sindirku pada mama
" iya sayang..mama tahu. Anak mama yang cantik mau hadiah apa ?", tanya mama
" hemmbb...apa yaaa?? gimana kalau handphone keluaran terbaru ? boleh yaa?", pintaku
" tentu saja boleh sayangku", tukas mama.
" Asyikkk...aku berangkat dulu ya ma", sembari mencium pipi mama.

Disekolah aku adalah gadis paling cantik, tentu saja semua mata para lelaki tak pernah luput untuk memandang kecantikanku. Rambutku, kulitku, mataku, semua yang melekat padaku, membuat para cewek disekolahku iri. hahahaha aku senang melihat mereka bingung setiap kali melihatku dengan dandanan yang berbeda setiap harinya.

*H-2 hari ulang tahun

Saat itu ada sebuah mata pelajaran olahraga tambahan yang harus memaksaku untuk bermain basket ditengah siang hari yang panas ini. Sudah jelas aku harus mencari kembali sepatu basketku yang sudah lama aku asingkan dari deretan sepatu berhak tinggi. Hahh...kalau bukan demi nilai, aku tak akan mau seperti ini. Menyebalkan.

Aku berlari menuju gudang rumah yang terletak di lantai atas kamarku, tepatnya paviliun atap. Aku menyapu semua ruangan itu dengan pandanganku, ahhh kemana perginya sepatuku ya ? sempat berfikir sejenak. Ahh pasti di lemari itu. Kucoba membuka lemari itu, akhirnya aku menemukannya. Sudang usang sekali ternyata. Tapi....apa ini ? sebuah kotak yang jauh lebih usang dari sepatuku. Kutiup saja debu yang menyelimuti kotak itu. Lalu kubuka. Ada sebuah kertas bertuliskan Hellen. Bukankah itu namaku, lalu untuk apa secarik kertas dan namaku di kotak ini ?

Kubawa kotak itu menuruni anak tangga, namun aku terjatuh dan terpeleset hingga semua berantakan. Mama yang kaget mendengar keributan itu kemudian datang menaiki anak tangga dan menghampiriku. Mama terkejut melihat aku menemukan kotak itu, dan langsung menanyakan padaku.

" Hellen..dari mana kau temukan kotak ini ?!!!", tanya mama dengan ketus
" Aku menemukannya di lemari tua di gudang kita ma. Memangnya itu kotak apa sih ? lalu mengapa ada namaku disana ?", tanyaku bertubi-tubi
" Sudah.. sana pergi ke kamarmu ! kamu tak perlu tahu kotak itu milik siapa !", bentak mama.

Tanpa pikir panjang, aku langsung pergi dan meninggalkan mama dengan raut muka jengkelku pada mama. Dalam hatiku berkata, kotak apa itu ? punya siapa ? lalu mengapa ada namaku disana dan mengapa mama marah padaku ?

..Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar