Aku melihatmu dari sisi tergelapku. Saat itu kau sedang duduk di kursi goyang yang kau beli hasil jerih payahmu di kala kau masih muda. Aku masih sangat mengingat kenangan kita dulu. andai saja waktu mau sedikit merangkulku untuk mendudukanku disamping kursi goyangmu hanya untuk sekedar menyeduhkan teh manis kesukaanmu.
Kau bertambah renta dengan sebilah tongkat tua yang setia menemani langkah kaki rapuhmu. Kau masih saja menyimpan fotoku yang munafik dan terlihat muda. Aku malu padamu yang masih kuat dan perkasa membersihkan barang-barangku yang sudah mulai terlihat kuno. ahh...andai saja waktu bisa menggandengku untuk sekedar menyeka peluh keringatmu yang mulai berjatuhan.
Aku merindukanmu sayang. Disini aku masih setia menunggumu datang. Tapi aku tak bisa mempercepat waktu, aku hanya bisa menunggumu. Aku berjanji saat kau datang padaku, aku masih akan tetap mengingatmu bersama kenangan kita. Apa aku berdosa jika aku berdoa pada Tuhan agar kau cepat datang padaku ? aku rasa Tuhan punya doa-doa lain yang lebih wajar untuk ku sematkan disetiap hembusan nafasmu.
Kutulis semua rinduku dalam benakmu sayang. Kini kau bertambah renta, apa kau masih mengingat kenangan saat kita muda dulu ?
Akhirnya Tuhan menjawab semua doaku. Kau datang , berjalan perlahan menghampiriku yang setia duduk manis disini. aku sedikit mengingatmu, namun kau berjalan lurus tak melihatku. Ahh...kau ini masih saja tetap bercanda. Aku merindukanmu sayang. Selamanya kita akan terus bersama. Harum tubuhmu masih saja sama. Kini aku tak sendiri lagi menghadap Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar