Senin, 12 Maret 2012

' Mereka ' yang berbeda

Baru saja kutersadar , sejak kuucapkan aku merindukan dimensi mereka. Ya Tuhann....aku benar-benar dibawa untuk menemui mereka kembali, namun ini keada'annya sangat nyata, yaitu aku benar-benar dalam keadaan terbujur kaku dengan kelopak mata yang tertutup rapat dan desah nafas yang sangat tenang. Aku tertidur. Ini jelas mimpi, mimpi yang sangat tidak aku harapkan. Aku terbiasa berjalan sendiri untuk menemui dimensi mereka, namun kali ini aku berada pada kerumunan orang-orang yang sangat rapat denganku, yaaaa sangat rapat berjalan tepat di samping tangan kanan dan kiriku. Apa yang mereka tuju ya....?

Mengikuti arah angin yang berhembus cepat melewatiku dan membuat bulu kudukku berdiri. Oh...aku sudah ingat, ini jalan menuju dimensi kalian teman. Teman ? akankah kusebut teman setelah kalian memperlakukanku seolah-olah aku ini musuh kalian. Heyyy....ada apa dengan kalian ? mengapa kalian mengundangku lalu mengusirku secara perlahan ? hhhh....

Aku menghentikan langkahku saat aku tertegun pada sebuah rumah tua yang sangat indah. Dengan balkon yang menghiasi bangunan kokoh nan tua itu, aku berdecak kagum sembari mengerlingkan mataku. Pintu kayu berukir akar pohon jati yang membuat aku ingin memasuki rumah itu. Tak sempat ku melangkahkan kaki, ada seorang anak kecil berbicara logat jawa tulen padaku. Dengan pakaian seadanya ia menawariku untuk menjadi tour guide mengelilingi rumah klasik itu. Yaaaa...tanpa pikir panjang, akupun mengiyakannya. Dengan mengikuti jejak kaki kecilnya, mataku tak pernah luput dari pandangan sekitar rumah tersebut. Sungguh indah dan menawan.

Aku berdiri tepat di depan pintu itu. Lalu dengan perlahan,bunyi berdecit pintu itu membisingkan ruangan senyap yang tepat berada didepan mataku. Ya Tuhaannn....begitu senyap, pengap dan sangat tak terawat rumah ini. Tapi satu yg membuat mataku tak pernah lari untuk meninggalkan tatapan pada benda itu. Sebuah lemari tua yang sangat tua, mungkin umur lemari ini tidak sebanding dengan umur rumah tua ini. Aku beranikan menyentuhnya untuk sekedar menikmati sentuhan hangat lemari tua ini, namun ahhh....anak itu lagi-lagi membuatku kaget dengan gaya bahasanya yang sangat khas. Ia memanggilku untuk segera menjemputnya di anak tangga rapuh yang membelakangi lemari tua itu.

" Heyy, ada apa ?", tanyaku
" sini mbak, aku tunjukin sesuatu", dengan logatnya yang sangat lucu.

menunjuk sebuah lorong kecil dibawah anak tangga yang sangat kotor dan lembab.

" untuk apa kau tunjukan ini padaku ?", tanyaku lagi
" ini tempat dimana semua makhluk dari dimensi lain lewat mbak, katanya mbak kangen dengan mereka, tuhh mereka sudah menunggu di ujung lorong ini", Jelasnya panjang lebar dan sempat membuatku tersentak kaget.
" oyaa...aku sudah tid...", jawabku seraya mundur kebelakang, namun ahhh ada apa dengan kaki ini. Sulit sekali digerakan. Tepat di punggung dengkulku sebelah kiri, ya Allah....sakit sekali. Aku berlari sekuat tenagaku untuk keluar dari rumah itu, namun aku tersungkur jatuh dan aku merasa aku tak diinginkan dirumah tua itu. Aku kembali tersadar oleh tarikan tangan anak kecil yg bersamaku tadi.

" ayooo mbak, bangun. Kita tak diinginkan disini", ajaknya untuk meninggalkan rumah tua ini.

Aku berlari dan aku mendengar suara yang mungkin hanya aku yg mendengarnya.

" Tolong jangan ganggu kami, ini rumah kami".

Suara itu terus menerus membahana hingga aku tak bisa bernafas karena suara itu masih terus ada di selaput-selaput gendang telingaku. Ya Allah.....apa ini pesan dari mereka. Tapi mengapa ? Mengapa harus kata-kata itu yg mereka ucapkan padaku, sakit, sedih. Tekadku, Aku harus kembali menemui mereka, dengan caraku dan jalan lain yang akan aku tempuh kelak.

2 komentar: