Terkadang rindu ini begitu lancang menusuk dan menelisik kedalam aliran darah dan hembusan nafasku. Terlalu sesak jika kuceritakan padanya. Dia sedang tak bersama cintanya sekarang, dia sedang bersama kantuk dan lelah yang ia kuasai. Tak apa, meski aku harus mengundang rindu masuk kedalam kerongkonganku, aku akan tetap merindukannya entah sampai kapan. Tak terbatas. Perjalanan yang kita lewati untuk sebuah kepastian, sangat sulit di jalani. Aku menemukanmu dari tumpukan jerami bekas sisa produksi kemarin, kau begitu indah menjelma menjadi sosok lelaki tampan tak berbicara sepatah katapun. Aku mencintaimu…Kini kau harus bergulat dengan waktu hanya untuk sekedar bertemuku. Bertemu diriku yang sedari dulu selalu merindu, merindu akan aroma tubuhmu yang selalu menyeruak masuk dalam bulu-bulu halus hidungku. Aku merindukannya…
Hangat peluk tubuhmu kian menderu, saat kau tak lagi bersamaku.
Hey, aku tak apa. Aku hanya sedikit jenuh merindumu, tapi kau tenang saja di sana, aku akan terus seperti ini, mungkin jenuh sudah menjadi sahabat karibku ketika kau tak ada di sampingku. Namun jenuh kali ini, aku sangat menikmatinya. Aku mencintaimu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar