Senin, 07 Juli 2014

Ada rindu di seperempat menjelang adzan maghrib

Ada sepucuk harap bersemayam indah di sudut rindu...
Menjelma membentuk awan teduh menyejukkan kalbu...
Mengubah kepingan hasrat menjadi bukit penantian...
Halimun tak akan mudah menjelma semu menjadi angin...
Tahukah kalian ?
Ada bilik rindu yang terisi sempurna di dasar relung hati terdalam...
Dan itu darinya...

Dia adalah lelaki biasa yang terbalut kesabaran tanpa ambisi...
Dia adalah lelaki yang selalu membuatku terus mengucap namanya di setiap sujudku...
Dia adalah lelaki penyayang berhati lembut di dalam topi bajanya...
Dia bukan seorang yang bergelimang harta, namun ia kaya akan iman...
Dia bukan seorang raja yang berkuasa, namun ia memiliki kuasa atas agamanya...
dan dia adalah impianku untuk melihat surga ketika aku mengabdi padanya...

Senja tak kunjung letih menaburkan jingga indah di atas sana...
Hukum tertulis mengarahkan semua pada ujung cahaya matahari...
Hukum tertulis pun membatasi kata demi kata untuk saling bertemu dan merangkai...
Di sinilah letak dimana aku hanya terdiam ketika kau bercerita mengenai perasaanmu...
Bukan tentang "aku mencintaimu" atau hanya sekedar "aku rindu padamu"...
Ini lebih dari sekedar kenikmatan bulan suci milikNya...

Ada rindu di seperempat menjelang adzan maghrib...
Dan itu darimu...
Terima kasih karenaNya, aku mencintaimu...
Terima kasih karenaNya, aku beruntung dapat bertemu denganmu...
Dan...
Terima kasih karenaNya, kita dapat saling mendoakan...



Mas : " Alhamdulilah... akhirnya kita bisa berbuka bersama untuk tahun ini, kamu tahu gak ? waktu adzan maghrib berkumandang di balik tembok sana, aku selalu bilang dalam hati " selamat berbuka puasa bubun " karena aku kangen jadi aku cuma bisa nyampein di dalam hati. Aku yakin Allah sudah menyampaikannya".
Aku : (Speechless)

~ Terima Kasih untuk selalu mengingatku karenaNya ~

1 komentar: