Entah mengapa malam ini begitu sangat hangat sehingga aku dapat merasakan hembusan nafasmu. Aku terduduk mengenang semua yang pernah kita lakukan. Berada didekatmu membuat aliran darah ini sangat deras mengalir, aku gugup. Kau begitu sempurna dimataku, aku harap kau hanya menunjukan itu untukku saja.
Tuhan . . . beri aku satu kesempatan lagi untuk sekedar memberi asa dan harap untuknya. Beri aku satu kesempatan lagi untuk melihatnya pergi dengan masa depan indah. Aku siap untuk melihatnya pergi dengan kaum adam lainnya untuk sebuah tugas Negara. Aku siap untuk memeluknya ketika waktu tak dapat lagi bersama dia. Aku siap untuk mengenang namanya disetiap doaku yang aku panjatkan padaMu.
Awalnya aku hanya merasa merindukanmu lebih sakit ketimbang aku harus berhari-hari terbaring tak berdaya. Rindu itu sesak, tak bisa bernafas. Andai aku bisa mendengar suaramu atau hanya melihatmu dari kejauhan, itu sudah lebih dari cukup. Tapi apalah dayaku, Aku rela kau menempatkan posisiku di nomer 2 setelah tugas Negara itu.
Pergilah sayang. . .pergilah . . .Ambil masa depan indah kita. Aku tak akan pernah memintamu untuk kembali kecuali cinta yang membawamu kembali padaku. Aku akan selalu menunggumu kembali padaku. Itu janjiku padamu.
Your Beloved
Tidak ada komentar:
Posting Komentar