Rabu, 08 Januari 2014

Lembah Penyesalan

Penyesalan yang datang padaku setiap malam, membuat aku ingin segera menemuinya dan meminta maaf padanya. Awalnya memang hanya rasa angkuhku saja yang bersemayam cukup lama di dasar hati ini. Ini ceritaku. Terserah kalian menilai aku seperti apa. Tapi...

Malam itu aku menyesali kebodohanku atas dirimu...
Dulu aku sangat membanggakanmu...
Satu-satunya lelaki hebat untukku dan negara...
Yang jelas pada saat itu aku sangat mencintaimu...
Dunia tak perlu tahu seperti apa hubungan kita...
Yang jelas aku sangat beruntung memilikimu...

Penantian demi penantian telah aku rasakan...
Meski aku tak menemanimu dari sejak kau memulai duniamu ini...
Tapi... Justru di sinilah letak penyesalanku...
Aku jenuh dengan semua penantianku ini...
Aku merasa bebanku sangat berat bila mendampingimu...
Aku jenuh... jangan kau tanyakan lagi...

Entah apa yang merasuki pikiranku pada saat itu...
Aku membutuhkan sosok seorang lelaki yang selalu ada di sampingku...
Dan itu bukan kamu... Jelas bukan...
Waktumu untukku hanya saat kau ada kesempatan...
Lalu mengapa aku harus terus menunggu kesempatan itu ?
Kesempatan yang tak akan pernah jelas datangnya...

Berulang kali aku mencoba melupakan semua tentangmu...
Bukan.. Ini bukan kesalahanmu...
Ini hanya kejenuhan yang saat ini sedang aku rasakan...

Maafkan aku jika dulu aku sempat membuatmu bahagia...
Maafkan aku jika tiba-tiba aku meninggalkanmu...
Maafkan aku yang tak bisa mengimbangi setiap waktumu...
Karena aku terlalu mencintai lelaki dengan separuh waktunya hanya untuk aku...

Ini ceritaku... Penyesalan ? Mungkin. Di awal aku merasakan bahagia karena menemukan lelaki yang dapat memberikan aku waktunya. Tapi... Ia tak lebih baik darimu... Ia hanya memberiku waktu, bukan kasih sayang sepertimu... Aku merindukan setiap detik pengorbananmu untuk sekedar mendengar suaraku... Aku merindukan setiap kata-kata romantis yang hanya dapat kudengar dari balik gagang telepon... Maafkan ke egoisanku ini... Kalian boleh menghinaku, mencaciku, memakiku... Karena ini memang penyesalanku... Penyesalanku pada waktu... Bolehkah aku mengharapkanmu kembali ?

Dulu aku membenci setiap kata " andai ", kini aku mulai mengulanginya berulang kali. " andai " aku dapat memutar waktuku untuk bahagia kembali bersamamu. Boleh ?

#KisahNyataSeorangTeman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar