Kamis, 01 Agustus 2013

Ketika aku bertemu Sarah

Hari itu...
Aku pergi ke salah satu taman dekat rumahku, kudapati seorang gadis yang tengah tertunduk lesu menatap kedua kakinya yang ia mainkan sesuai irama senandung dari mulut kecilnya. Aku duduk di sebelahnya, aku memang tidak sedang berbuat apa-apa tapi seketika gadis itu terisak dan masih tertunduk lesu. Ku beranikan diri untuk bertanya, ada apa dengannya...

Gadis itu bernama Sarah, ia seorang gadis dengan sebagian darah keturunan Pakistan. Ia baru di komplek ini. Ia menceritakan semua masalahnya padaku tanpa jeda sedikitpun, aku tak tahu, mengapa ia sangat mempercayaiku untuk mendengarkan keluh kesahnya. " Aku bingung, aku harus gimana. Aku udah terlanjur sayang dengan dia, aku menjadikan dia penyemangat di setiap hariku. Menurutmu, aku harus bagaimana ?", aku terperanjat kaget ketika sebuah pertanyaan manis terlontar dari mulutnya yang sedikit ia tekuk. " Ennghh, mungkin kau harus melupakannya. Karena mungkin ia memang bukan yang terbaik untukmu. Kau masih mempunyai semangat di dalam dirimu sendiri. Sudahlah jangan bersedih ".

Aku menyadari, ternyata aku lebih beruntung ketimbang dia. Aku menyadari bahwa waktu dapat selalu merubah perasaan seseorang dalam kurun waktu yang sangat cepat. Jarak dapat menjadi hambatan dalam membina sebuah hubungan. Setidaknya itu yang aku dapatkan dari cerita gadis berwajah cantik ini.

Sedikit ku ulas mengenai dirinya...
Dia mencintai seorang lelaki jawa tulen bernama Setyo. Begitu cintanya sehingga ia rela mengorbankan perasaannya demi seorang wanita yang sedang mendekati Setyo. Membina persahabatan yang cukup lama ternyata dapat menimbulkan benih cinta di hati Sarah. Kecintaannya pada Setyo bertepuk sebelah tangan, Setyo harus pergi meninggalkan dia dengan wanita lain. Entah alasan apa yang membuat Setyo berfikiran untuk menyingkirkan Sarah. Tak sampai hati aku bertanya mengapa Setyo tidak peduli lagi pada Sarah. Entah karena urusan pribadi atau menyangkut orang ketiga. Setyo mengenyam pendidikan di kota yang berjarak puluhan kilometer, mungkin disana ia menemukan sosok wanita yang dapat membuatnya nyaman. Sarah tidak pernah berbicara sepatah katapun tentang perasaanya, ia hanya menjadikan itu rahasia antara ia dengan Tuhan ( dan kini aku ada diantaranya ). Sarah terlalu lelah menunggu tanpa kepastian yang jelas, ia memutuskan untuk mundur selangkah demi maju seribu langkah. Entah kapan ia akan maju, yang jelas sore itu ia sangat terpukul dan menangis sejadi-jadinya.

Apa yang aku dapatkan dari dia, yaitu ketika seorang wanita mencintai seorang pria tanpa memperdulikan jarak, waktu dan masa... percayalah cintanya bukan main-main. Hanya saja, keberaniaan untuk mengungkapkan sedikit terabaikan. Sarah seorang gadis periang dengan senyum tiga jari yang selalu menghiasi wajahnya, namun semua berubah semenjak ia mengenal cinta. Cinta yang baru ia kenal, cinta yang tumbuh dengan alami, dan cinta yang memisahkan ia dengan kebahagiaan.

Cinta itu seperti musim. Ia dapat berganti sesuai pergeseran masa. Namun ketika cinta datang menghampirimu, tanyakan padanya, apa aku sudah siap untuk sakit, senang, sedih, suka yang selalu terkandung di dalamnya ? karena itu akan jauh lebih terasa ketika kau menerima cinta masuk dalam rongga pikiranmu, celah nafasmu dan selaput hatimu. Kenali cintamu, berjalan perlahan, lalu berbisiklah " aku siap "

#KisahNyataSeorangTemanBaru 

2 komentar:

  1. aku suka banget disatu paragraf terakhir, ya kita harus siap menerima semua resiko jika ingin mencintiai dan dicintai. keep writing.
    followers ke 24. ditunggu kunjungan balik dan folbacknya :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulilah... insya Allah inspirasi datang dan akan ku tulis lagi hehe :) thanks for blog walking ya :)

    BalasHapus