Rabu, 06 Juni 2012

Kau

Dalam gelap kerapku bertanya akan arah mata angin cinta yang kau berikan
Tak sadar aku akan sebuah ilusi yang nyata akan hadirmu
Bolehkah ku pinta halusinasiku untuk sekedar menelisik kagum akan rupamu ?
Aku terenyuh gemertak sunyi memanggilku untuk berkata " ya "
Sungguh ironis aku memandangmu dengan pucuk mata indah ini
Aku hanya dapat memandangmu tanpa bisa merasakan harum tubuhmu
Kini ku bertuan, namun aku masih saja kasar masuk ke dalam benang-benang kabut ingatanmu
Aku terlalu munafik ketika aku berfikir bahwa kamulah yang aku inginkan
Aku terlalu naif bahwa aku hanya milikmu saat ini dan seterusnya
Wahai kau pemilik cawan indah yang rapuh terbawa anganku
Aku buta karena kau, aku melihat karena kau, dan aku terdiam karna kau
Kau kau kau...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar